Halaman
i
SUHARDISUHARDI
SUHARDISUHARDI
SUHARDI
SRI SUNARTISRI SUNARTI
SRI SUNARTISRI SUNARTI
SRI SUNARTI
SOSIOLOGI 3
UNTUK SMA/MA KEL
UNTUK SMA/MA KEL
UNTUK SMA/MA KEL
UNTUK SMA/MA KEL
UNTUK SMA/MA KEL
AS XIIAS XII
AS XIIAS XII
AS XII
PROGRAM IPSPROGRAM IPS
PROGRAM IPSPROGRAM IPS
PROGRAM IPS
ii
Sosiologi
3
Untuk SMA/MA Kelas XII
Program IPS
Suhardi
Sri Sunarti
Editor materi : Ahmad Muttaqin
Tata letak
: Tim Setting/Layout
Tata grafis
: Cahyo Muryono
Ilustrator
: Haryana Humardani
Sampul
: Tim Desain
Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional
Dilindungi Undang-Undang
Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2009
Diperbanyak oleh ....
Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen
Pendidikan Nasional dari Penerbit Grahadi
301.07
Suh
Suhardi
s
Sosiologi 3 : Untuk SMA/MA Kelas XI Program IPS / Suhardi, Sri
Sunarti ; Editor Ahmad Muttaqin ; Ilustrator Haryana Humardani. —
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009.
viii, 298 hlm. : ilus. ; 25 cm.
Bibliografi : hlm. 279-281
Indeks
ISBN 978-979-068-207-8 (no jld lengkap)
ISBN 978-979-068-215-3
1. Sosiologi-Studi dan Pengajaran 2. Sunarti, Sri
3. Muttaqin, Ahmad 4. Humardani, Haryana 5. Judul
iii
KATA SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-
Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun
2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk
disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (
website
) Jaringan
Pendidikan Nasional.
Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan
untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 2
•
Tahun 2007 tanggal 25
••••
2007.
Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para
penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada
Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan
guru di seluruh Indonesia.
Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen
Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (
down load
)
,
digandakan, dicetak,
dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang
bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan
oleh Pemerintah. Diharapkan bahwa buku teks pelajaran ini akan lebih mudah diakses
sehingga siswa dan guru di seluruh Indonesia maupun sekolah Indonesia yang berada
di luar negeri dapat memanfaatkan sumber belajar ini.
Kami berharap, semua pihak dapat mendukung kebijakan ini. Kepada para
siswa kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah buku ini sebaik-baiknya.
Kami menyadari bahwa buku ini masih perlu ditingkatkan mutunya. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat kami harapkan.
Jakarta, Februari 2009
Kepala Pusat Perbukuan
iv
KATA PENGANTAR
Penulis bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dapat mempersem-
bahkan Buku Teks Pelajaran Sosiologi 3 kepada Anda, para peserta didik kelas XII
SMA/MA di Tanah Air tercinta.
Buku ini disusun dengan tujuan membantu Anda mendalami dan memahami
mata pelajaran Sosiologi. Dalam mempelajari Sosiologi, Anda dituntut untuk
memperoleh pengalaman belajar, sehingga Anda memperoleh pengetahuan dan
keterampilan. Untuk memperoleh pengalaman belajar tersebut, Anda perlu memiliki
bekal yang cukup. Bekal itu berupa pengetahuan, konsep, dan contoh-contoh.
Semua itu disajikan dalam buku ini dengan gaya bahasa yang menarik dan mudah
untuk Anda baca dan pahami. Buku ini disusun dengan urutan tiap bab sebagai
berikut,
tujuan pembelajaran, kata kunci, peta konsep, uraian materi, aktivitas siswa,
pelatihan, tes skala sikap, rangkuman, pengayaan,
dan
uji kompetensi.
Untuk mempelajari buku Sosiologi ini, Anda harus memahami
tujuan pembe-
lajaran
dan
kata kunci
yang ada di setiap bab terlebih dahulu.
Peta konsep
disajikan
untuk memudahkan Anda mengerti materi yang kompleks secara tepat. Setelah
itu, pelajarilah
uraian materi
termasuk informasi sisipan (
infososio
) dan
pengayaan
.
Setelah mempelajari dan memahami
uraian materi
, kerjakanlah
aktivitas siswa
,
pelatihan
dan
tes skala sikap
. Di situlah Anda dapat menunjukan kemampuan dengan
mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, dan mengekspresikan sikap terhadap
persoalan tertentu.
Rangkuman
disajikan untuk mempemudah Anda untuk mengkaji
ulang materi yang sudah Anda pelajari. Setiap bab juga diakhiri dengan
uji kompetensi
yang bertujuan menguji kemampuan Anda setelah mempelajari satu bab. Di akhir
buku akan disajikan
pelatihan ujian
yang menguji keberhasilan Anda dalam
mempelajari pokok bahasan yang diajarkan di kelas X, kelas XI, dan kelas XII.
Akhirnya, penulis berharap Anda dapat memanfaatkan buku ini, sehingga
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaan Sosiologi dapat Anda
capai. Selamat belajar.
Surakarta, Juli 2007
Penulis
v
DAFTAR ISI
Kata Sambutan .......................................................................
iii
Kata Pengantar
.................................................................................
iv
Daftar Isi
.........................................................................................
v
BAB I Perubahan Sosial
...................................................................
1
A. Hakikat Perubahan Sosial .....................................................
3
1. Pengertian Perubahan Sosial ..........................................
3
2
. Proses Perubahan Sosial ................................................
5
B. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial ...........................................
8
1. Evolusi
Sosial
...............................................................
8
2. Revolusi
Sosial ..............................................................
11
3. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar ............................
12
4. Perubahan Terencana dan Perubahan Tak Terencana ........
12
5. Gerakan Sosial ..............................................................
13
C. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya .
17
1. Faktor Pendorong
Perubahan Sosial
..................................
19
2. Faktor Penghambat Perubahan .........................................
27
3. Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial .....................
30
Rangkuman ..............................................................................
33
Uji Kompetensi
.........................................................................
37
BAB II Modernisasi dan Globalisasi serta Pengaruh
Perubahan Sosial secara Umum
...........................................
43
A. Modernisasi dan Globalisasi ..................................................
45
1. Hakikat Modernisasi ......................................................
45
2.
Pengaruh Modernisasi ...................................................
49
3. Kritik terhadap Modernisasi............................................
57
4. Hakikat Globalisasi ........................................................
59
B. Pengaruh Perubahan Sos
ial secara Umum
.............................
66
1. Efek Sosial Penemu
an dan Invensi
..................................
67
2. Kesenjangan Budaya (
Cultural Lag
) .................................
67
vi
3. Disorganisasi dan Demoralisasi ......................................
68
4. Timbulnya Masalah Sosial ..............................................
71
Rangkuman ..............................................................................
81
Uji Kompetensi
.........................................................................
87
BAB III Hakikat Lembaga Sosial
......................................................
91
A. Lembaga Sosial dan Birokrasi ...............................................
93
1. Pengertian Lembaga Sosial ............................................
93
2.
Peran Birokrasi dalam Lembaga Sosial ............................
97
B. Proses Pelembagaan dan Dinamika Lembaga Sosial ............... 100
1. Proses Pelembagaan ...................................................... 100
2.
Unsur-unsur Lembaga Sosial .......................................... 103
3. Dinamika Lembaga Sosial .............................................. 106
Rangkuman .............................................................................. 111
Uji Kompetensi
......................................................................... 114
BAB IV Bentuk-bentuk Lembaga Sosial dan Fungsinya
.................. 119
A. Klasifikasi Lemba
ga Sosial ................................................... 121
1. Lembaga yang Dibentuk secara Sengaja dan
T
idak Sengaja ............................................................... 121
2. Lembaga Dasar dan Lembaga Subsider ........................... 122
3. Lembaga yang Keberadaannya Diterima
dan Ditolak Masyarakat ................................................. 123
4. Lembaga Umum dan Lembaga Khusus ........................... 123
5. Lembaga Operatif dan Lembaga Regulatif ....................... 124
B. Fungsi dan Peran Lembaga Penting di Masyarakat ................. 126
1. Fungsi Manifes dan Fungsi Laten Lembaga Sosial ............ 126
2.
Lembaga Keluarga dan Fungsinya .................................. 128
3. Lembaga Agama dan Fungsinya ..................................... 133
4. Lembaga Pemerintahan dan Fungsinya ........................... 138
5. Lembaga Ekonomi dan Fungsinya .................................. 143
6. Lembaga Pendidikan dan Fungsinya ............................... 147
Rangkuman .............................................................................. 154
Uji Kompetensi
......................................................................... 160
BAB V Desain Penelitian
...................................................................
165
A. Hakikat Penelitian Sosial ...................................................... 167
1. Pengertian Penelitian ..................................................... 167
2.
Ragam Penelitian .......................................................... 169
3. Prosedur Penelitian Ilmiah .............................................. 171
vii
B. Rancangan Penelitian .......................................................... 173
1. Perumusan Masalah ...................................................... 174
2
. Perumusan Asumsi Dasar .............................................. 180
3. Perumusan Hipotesis .................................................... 180
4. Pemilihan Pendekatan ................................................... 182
5. Penentuan Variabel ........................................................ 186
6. Penentuan Sumber Data ................................................ 188
Rangkuman .............................................................................. 194
Uji Kompetensi
......................................................................... 204
BAB VI Pelaksanaan dan Penulisan Laporan Penelitian
................. 209
A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 211
1. Menentukan dan Menyusun Instrumen
Pengumpul Data Penelitian
............................................ 211
2. Pengumpulan Data ........................................................ 228
3. Analisis Data ................................................................. 229
4. Menarik Kesimpulan ...................................................... 238
B. Menulis Laporan ................................................................. 241
1. Waktu Penulisan ........................................................... 241
2.
Sistematika Laporan ...................................................... 242
3. Bahasa dan Cara Pengetikan .......................................... 246
Rangkuman .............................................................................. 249
Uji Kompetensi
......................................................................... 265
Pelatihan Ujian
.................................................................................. 269
Daftar Pustaka
................................................................................... 279
Glosarium
.......................................................................................... 282
Daftar Gambar
................................................................................... 291
Indeks Subjek dan Pengarang
.......................................................... 295
PERUBAHAN SOSIAL
BAB I
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari isi bab ini, diharapkan Anda dapat:
1. memahami hakikat perubahan sosial,
2. menjelaskan proses perubahan sosial,
3. mendeskripsikan bentuk-bentuk perubahan sosial, serta
4. menyebutkan faktor-faktor penyebab atau pendorong perubahan sosial.
Kata Kunci :
Perubahan sosial, Evolusi sosial, Revolusi sosial, Gerakan sosial,
aktor
perubahan sosial.
Gambar 1.1
Penggunaan teknologi dalam per-
tanian merupakan salah satu dampak perubahan
sosial.
Sumber: Haryana
Masyarakat selalu berubah dari
waktu ke waktu. Perubahan merupa-
kan kodrat yang akan selalu dialami
masyarakat. Banyak faktor yang da-
pat menyebabkan atau memicu per-
ubahan itu, begitu pula faktor yang
menghambatnya. Perubahan terjadi
karena manusia yang ada di dalam-
nya selalu aktif berinteraksi dalam
rangka memenuhi kebutuhan dalam
hidupnya. Semua ini merupakan hal-
hal yang penting untuk Anda pelajari
sehingga memperoleh pemahaman
yang cukup mengenai perubahan so-
sial.
2
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Peta Konsep
aktor Pendorong
1. Kontak Budaya
2. Penemuan dan Invensi
3. Konflik Sosial
4. Pendidikan
5. Lingkungan Sosial
6. Perubahan Penduduk
7. Struktur Sosial
8. Sikap dan Nilai Sosial
aktor Penghambat
1. Isolasi
2. Ketertinggalan Iptek
3. Sikap Tradisi
4. Takut Perubahan
5. Prasangka Buruk
6. Nilai-Nilai Sosial
Perubahan Sosial
Memengaruhi
1. Evolusi
2. Revolusi
1. Perubahan Terencana
2. Perubahan Tak Terencana
Gerakan Sosial
1. Alternative
Movement
2. Redemptive
Movement
3. Reformative
Movement
4. Transformative
Movement
5. Revolutionary
Movement
6. Reformist
Movement
7. Conservative
Movement
8. Reactionary
Movement
Meliputi
3
Perubahan Sosial
A. Hakikat Perubahan Sosial
1. Pengertian Perubahan Sosial
Kondisi masyarakat sekitar kita
dari waktu ke waktu selalu berubah.
Perubahan itu meliputi berbagai
aspek kehidupan manusia dalam
bermasyarakat. Misalnya, bentuk
arsitektur bangunan, peralatan dan
teknologi, hingga cara berpikir
manusia. Contoh lain adalah
bahasa. Apabila Anda membaca
puisi-puisi karangan penyair pada
tahun 1930-an, pasti banyak sekali
kata atau rangkaian kalimat yang
tidak Anda mengerti artinya. Hal
tersebut menunjukkan bahwa baha-
sa pada zaman itu berbeda dengan bahasa kita sekarang. Atau, datanglah ke
salah satu sisi kota Anda yang mempertahankan gedung-gedung peninggalan
masa lalu. Di kota Semarang, misalnya, ada satu bagian kota yang disebut
Lawangsewu atau Kotalama. Di sana masih berdiri tegar bangunan-bangunan
bergaya arsitektur lama. Sementara itu, bagian lain kota Semarang telah dipenuhi
bentuk-bentuk bangunan baru. Anda juga dapat mencoba mewawancarai kakek
atau ayah Anda mengenai keadaan daerah Anda pada masa mereka masih
kecil. Bandingkanlah dengan keadaan sekarang. Semua itu membuktikan
perubahan sosial selalu terjadi di mana pun.
Masyarakat dikatakan mengalami perubahan apabila terjadi ketidaksamaan
antara keadaan di masa lampau dengan sekarang dalam waktu yang cukup
lama. Masyarakat yang selalu mengalami perubahan relatif cepat disebut
masyarakat dinamis, misalnya masyarakat perkotaan. Sifat masyarakat kota
yang terbuka terhadap masuknya pengaruh luar membuatnya menjadi cepat
berubah, sedangkan masyarakat yang mengalami perubahan sangat lambat,
bahkan tidak ada perubahan sama sekali disebut sebagai masyarakat statis.
Misalnya, masyarakat pedesaan yang terisolir. Keterisoliran suatu masyarakat
menyulitkan masuknya unsur-unsur kebudayaan asing. Warga masyarakat
pedesaan lebih berpegang teguh kepada budaya asli, seperti yang terjadi pada
masyarakat Badui di wilayah Banten.
Sebenarnya, perubahan sosial merupakan suatu proses yang bermula sejak
manusia hidup bermasyarakat. Proses itu tidak pernah berhenti sampai kapan
pun, karena manusia selalu menciptakan hal-hal baru dalam hidupnya.
Perubahan sosial adalah sesuatu yang bersifat konstan atau tetap. Artinya,
perubahan sosial terjadi terus-menerus tanpa henti. Menurut Paul B. Horton
Gambar 1.2
Bentuk bangunan (arsitektur) merupakan
salah satu aspek kehidupan manusia yang selalu
berubah dari waktu ke waktu.
Sumber: www.semarang.go.id.
4
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
(1999), tidak ada satu masyarakat pun yang
generasi barunya meniru atau mengambil alih
seratus persen kebudayaan generasi sebelum-
nya. Kondisi sosial dikatakan berubah apabila
struktur sosial mengalami perubahan secara
signifikan (berarti). Perubahan jangka pendek
dalam hal turun naiknya jumlah penganggur-
an bukan merupakan perubahan sosial. Per-
ubahan berbagai mode,
fashion
, atau per-
ubahan perilaku dan gagasan yang bersifat
sementara juga bukan termasuk perubahan
sosial. Demikian juga proses pemilihan umum
untuk mengganti pemerintah juga bukan
perubahan sosial. Akan tetapi, apabila setelah
pemilihan umum atau bahkan tanpa pemilih-
an umum (terjadi kudeta, misalnya) muncul
seorang pemimpin pemerintahan yang ber-
sifat otoriter dan diktator sehingga struktur
pemerintahan berubah, barulah dapat disebut
telah terjadi perubahan sosial.
Dua istilah yang sering dibicarakan para
ahli sosiologi mengenai perubahan ma-
syarakat, yaitu perubahan sosial (
social
change
) dan perubahan budaya (
cultural
change
). Perubahan sosial merupakan perubahan dalam segi struktur sosial
dan hubungan sosial, sedangkan perubahan budaya menyangkut perubahan
dalam segi budaya masyarakat.
Perubahan dalam hal struktur dan hubungan sosial menyangkut berbagai
segi. Segi-segi tersebut antara lain perubahan nilai-nilai dan norma-norma sosial,
perubahan pola-pola perilaku organisasi, perubahan susunan lembaga kema-
syarakatan, dan perubahan di bidang kependudukan. Perubahan nilai dan norma
sosial mencakup perubahan peran suami yang semula sebagai pemimpin
keluarga berubah menjadi mitra istri dalam keluarga demokratis, penurunan
kadar rasa kekeluargaan, dan perubahan dalam hal kekuasaan dan wewenang.
Perubahan dalam bidang kependudukan berupa perubahan dalam hal distribusi
kelompok usia, tingkat kelahiran penduduk, perpindahan orang dari desa ke
kota, dan tingkat pendidikan rata-rata. Di samping itu, perubahan struktur sosial
dapat berupa perubahan fungsi masyarakat, perubahan kelas-kelas dan
kelompok-kelompok sosial.
Perubahan budaya dapat berupa penemuan dan penggunaan teknologi
baru. Wujudnya dapat berupa penyebaran mobil sebagai sarana transportasi,
dan perkembangan teknologi komunikasi yang berbasis komputer. Unsur
kebudayaan lain yang turut berubah antara lain penambahan kata-kata baru
Infososio
LINGKUP PERUBAHAN
SOSIAL
1. Perubahan komposisi pendu-
duk akibat migrasi, mobilitas
horizontal, kelahiran dan ke-
matian.
2. Perubahan strukur sosial, me-
liputi stratifikasi sosial, terben-
tuknya kelas dan kelompok
sosial.
3.Perubahan fungsi, meliputi
spesialisasi pekerjaan.
4. Perubahan batas sosial, misal-
nya penggabungan beberapa
kelompok sosial.
5. Perubahan hubungan antar-
subsistem, misalnya pemerin-
tah otoriter dalam mengenda-
likan keluarga.
6. Perubahan lingkungan, misal-
nya kerusakan ekologi dan
gempa bumi.
Sumber: Piotr Sztompka, 1993
5
Perubahan Sosial
dalam bahasa kita, perubahan pemahaman mengenai tata susila dan moralitas,
lahirnya bentuk seni baru dan kecenderungan masyarakat yang menghendaki
adanya persamaan gender (
sex equality
) dan lain-lain.
Semua perubahan sosial selalu berdampak pada perubahan budaya, namun
tidak semua perubahan budaya berdampak kepada perubahan sosial. Contoh-
nya, perubahan mode pakaian yang selalu terjadi setiap saat. Hal tersebut
tidak berpengaruh terhadap lembaga-lembaga dan sistem sosial. Oleh karena
itu, ruang lingkup perubahan kebudayaan lebih luas daripada perubahan sosial.
Apabila dipahami secara teliti, sebenarnya kedua konsep perubahan tersebut
saling bertumpang tindih. Misalnya, kecenderungan persamaan gender berkaitan
dengan perubahan norma budaya menyangkut peran pria dan wanita, dan
juga berkaitan dengan perubahan hubungan sosial. Hampir semua perubahan
besar di masyarakat menyangkut perubahan sosial dan budaya sekaligus. Oleh
karena itu, pengertian kedua istilah itu sering dianggap sama dan sering terbolak-
balik. Bahkan, terkadang kedua istilah itu disatukan menjadi perubahan sosial-
budaya (
socio-cultural change
) agar mencakup kedua konsep di atas. Perubahan
sosial budaya menyangkut perubahan pola-pola perilaku dan perubahan norma-
norma lama ke arah norma-norma baru.
2. Proses Perubahan Sosial
Sejak dulu, manusia telah menyadari fenomena perubahan sosial. Oleh
karena itu, berbagai teori perubahan telah dikemukakan orang untuk menjelas-
kannya. Dua pemikiran penting yang masih digunakan untuk menjelaskan
hakikat perubahan sosial adalah teori fungsional dan teori konflik.
Dalam teori fungsional, perubahan dianggap sebagai suatu yang konstan
dan mengacaukan keseimbangan masyarakat. Proses pengacauan itu berhenti
pada saat perubahan tersebut telah diintegrasikan ke dalam kebudayaan. Per-
ubahan yang bermanfaat (fungsional) diterima dan yang tidak bermanfaat
(disfungsional) ditolak.
Menurut teori konflik, yang bersifat konstan adalah konflik sosial, bukan
perubahan sosial. Artinya, masyarakat selalu mengalami konflik terus-menerus.
Perubahan hanya merupakan akibat adanya konflik sosial. Karena konflik
berlangsung terus-menerus, maka perubahan juga berlangsung terus-menerus.
Perubahan menciptakan kelompok baru dan kelas sosial baru. Konflik antar-
kelompok dan antarkelas sosial menciptakan perubahan berikutnya. Setiap
perubahan menunjukkan keberhasilan kelompok atau kelas sosial pemenang
dalam memaksakan kehendaknya terhadap kelompok atau kelas sosial lainnya.
Agar lebih jelas mengenai perbedaan antara teori konflik dan teori
fungsional, perhatikan tabel pada halaman berikut.
6
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Perlu diingat bahwa perubahan harus dibedakan dengan kemajuan. Sebab,
kemajuan mengandung maksud sebagai suatu penilaian mengenai perubahan.
Kemajuan (progress) berarti perubahan ke arah yang dikehendaki oleh orang
yang setuju terhadap perubahan. Akan tetapi, orang yang tidak setuju pada
perubahan akan mengatakannya sebagai kemunduran (regress). Dengan kata
lain, perubahan tidak selalu berupa kemajuan. Oleh karena itu, istilah perubahan
lebih tepat digunakan daripada kemajuan.
Dalam skala luas (makro), masyarakat berubah melalui tahap-tahap tertentu.
Pada awalnya, masyarakat hidup dalam kesederhanaan, kemudian meningkat
menjadi agak lebih maju, dan akhirnya mencapai tahap modern. Masyarakat
sederhana (primitif) terjadi pada masa prasejarah, ketika manusia hidup dalam
peradaban zaman batu, belum mengenal tulisan dan teknologi, mereka hidup
mengembara, mencari makanan dengan berburu, dan mengumpulkan buah-
buahan liar. Pada tahap perkembangan madya, masyarakat mulai tinggal
menetap karena telah mengembangkan teknologi pertanian sederhana. Mereka
mengolah lahan dan memelihara ternak, walaupun secara tradisional. Akhirnya,
masyarakat memasuki tahap industrialisasi modern. Selanjutnya, masyarakat
akan semakin maju atau justru semakin mundur sehingga mengalami kehan-
curan. Matinya peradaban kuno di Mahenjo Daro, Harapa, Mesir kuno, dan
lain-lain merupakan contoh masyarakat yang telah mati. Peradabannya pun
tinggal puing-puing.
1. Setiap masyarakat relatif ber-
sifat stabil.
2. Setiap komponen masyarakat
biasanya menunjang kestabilan
masyarakat.
3. Setiap masyarakat pada umum-
nya relatif terintegrasi.
4. Kestabilan sosial bergantung
kepadakesepakatan (konsen-
sus) di kalangan anggota.
Teori %ungsional
Teori Konflik
1. Setiap masyarakat terus-mene-
rus berubah.
2. Setiap komponen masyarakat
biasanya menunjang perubahan
masyarakat.
3. Setiap masyarakat selalu berada
dalam ketegangan dan konflik.
4. Kestabilan sosial bergantung ke-
pada tekanan terhadap yang satu
oleh yang lainnya.
7
Perubahan Sosial
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Carilah informasi dari berbagai sumber yang dapat menjelaskan
perubahan sosial di daerah Anda selama 10 tahun terakhir! Deskripsikan
berbagai perubahan yang telah terjadi dalam bentuk laporan tertulis!
2. Deskripsikanlah proses perubahan masyarakat di daerah Anda dengan
menggunakan sudut pandang teori konflik atau teori fungsional (pilih
salah satu)! Tulis hasil pekerjaan Anda dalam bentuk makalah untuk
dipresentasikan dalam diskusi kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan perubahan sosial?
2. Jelaskan perbedaan perubahan sosial dengan perubahan budaya!
3. Apakah yang dimaksud dengan masyarakat dinamis? Berikan contoh!
4. Jelaskan pengertian masyarakat statis berikut contohnya!
5. Menurut Anda, teori konflik atau teori fungsionalkah yang lebih tepat
dalam menjelaskan proses perubahan sosial?
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
8
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
B. Bentuk-bentuk Perubahan Sosial
Ada berbagai macam bentuk perubahan sosial. Bentuk-bentuk itu dibedakan
berdasarkan sifat perubahan yang terjadi. Bentuk-bentuk perubahan sosial dapat
dilihat dari tiga sudut pandang. Pertama, dari sudut pandang waktu berlangsung-
nya, perubahan yang terjadi di masyarakat ada yang bersifat lambat (evolusi),
ada pula yang cepat (revolusi). Kedua, dari sudut pandang ruang lingkup unsur-
unsur yang berubah, ada perubahan kecil dan ada perubahan besar. Ketiga, da-
ri sudut pandang kehendak agen perubahan (
agent of change
), ada perubahan
yang dikehendaki atau direncanakan, dan ada pula perubahan yang tidak dike-
hendaki atau tidak direncanakan. Agen perubahan adalah orang atau se-
kelompok orang yang menjadi penggerak perubahan. Berikut ini dijelaskan
satu persatu bentuk-bentuk perubahan tersebut.
1. Evolusi Sosial
Evolusi masyarakat berlangsung lama dan terdiri dari rentetan perubahan-
perubahan kecil yang berkelanjutan. Perubahan itu terjadi secara alami tanpa
direncanakan oleh manusia. Kebutuhan-kebutuhan manusia yang selalu berubah
dari waktu ke waktu menuntut terjadinya penyesuaian-penyesuaian oleh berbagai
unsur masyarakat. Para ahli sosiologi telah berusaha menjelaskan terjadinya
evolusi masyarakat dengan berbagai teori.
1 Masyarakat desa bersifat dinamis, karena sudah
ada radio dan televisi yang mendorong warga-
nya berubah.
2 Pada dasarnya, perubahan sosial sama dengan
perubahan budaya.
3 Pertumbuhan penduduk tidak termasuk ruang
lingkup proses perubahan sosial.
4 Apabila masyarakat berubah, maka kebudayaan-
nya juga berubah.
5 Perubahan sosial bersifat konstan, artinya selalu
terjadi perubahan terus menerus di masyarakat.
No.
Pernyataan
S TS R
9
Perubahan Sosial
Secara evolutif, perubahan sosial memiliki arah tetap, setiap masyarakat
melewati jalur yang bermula dari tahap perkembangan awal dan menuju tahap
perkembangan akhir. Apabila telah mencapai tahap akhir maka perubahan
evolusioner berhenti. Teori ini dikemukakan oleh Auguste Comte (1798 1857),
Herbert Spencer (1820 1903), Lewis Henry Morgan (1818 1881) dan
Karl Marx (1818 1882).
Auguste Comte menjelaskan bahwa perubahan sosial melalui tiga tahap,
yaitu tahap teologis, tahap metafisika, dan tahap positif. Ketiga tahap ini dikenal
dengan sebutan Hukum Tiga Jenjang. Pada tahap teologis, masyarakat
diarahkan oleh nilai-nilai adikodrati (supranatural). Pada tahap ini, perubahan
sosial dianggap sebagai proses yang dikendalikan oleh Tuhan. Pada tahap
metafisika, kepercayaan adikodrati digeser oleh prinsip-prinsip abstrak yang
berperan sebagai dasar perkembangan masyarakat. Pada tahap ini, manusia
mulai mencoba memahami perubahan sosial dengan pemikiran-pemikiran
abstrak dalam bentuk filsafat. @ilsafat mencoba mencari jawaban atas segala
sesuatu yang terjadi di masyarakat berdasarkan pemikiran abstrak dan tidak
didukung bukti hasil pengamatan. Pada tahap positif atau tahap ilmiah, masyara-
kat diarahkan kepada kenyataan yang didukung oleh prinsip-prinsip ilmu penge-
tahuan. Pada tahap ketiga inilah, perubahan sosial dipahami secara realistis
melalui kajian ilmiah berdasarkan bukti-bukti yang dapat ditemui di masyarakat.
Untuk menjelaskan evolusi sosial, Herbert Spencer mengadopsi teori evolusi
biologis yang dikembangkan oleh Charles Darwin. Menurut dia, masyarakat
bermula dalam bentuk kelompok suku yang homogen dan sederhana (primitif)
ke tahap masyarakat modern yang kompleks. Spencer juga mengadopsi pen-
dapat Darwin yang menyatakan, bahwa hanya individu yang kuatlah yang mam-
pu bertahan. Sehingga, dalam perubahan sosial hanya orang-orang (masyarakat)
yang kuat yang menang dalam persaingan hidup, sedangkan orang-orang (ma-
syarakat) yang lemah dan malas akan tersisih.
Senada dengan Herbert Spencer, Karl Marx juga menyatakan bahwa peru-
bahan masyarakat bermula dari tahap masyarakat primitif menuju tahap tek-
nologi modern yang kompleks. Setiap tahap perubahan, memiliki metode
produksi yang cocok dengan perkembangan saat itu, dan unsur-unsur budaya
diselaraskan dengan cara tersebut. Karl Marx juga memandang, bahwa dalam
masyarakat selalu terjadi konflik, maka menurut dia setiap tahap memiliki unsur
pengubah. Unsur pengubah itu berupa konflik sosial yang akan menimbulkan
perubahan sosial untuk menuju keadaan masyarakat berikutnya. Dengan teori
LAHIR
BERKEMBANG
MATI
Gambar 1.3
Bagan perkembangan peradaban menurut teori evolusi.
10
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
konflik atau dialektika sosialnya, Karl Marx meramalkan bahwa masyarakat
kapitalis akan runtuh dan digantikan oleh masyarakat komunis. Namun, ternyata
teori ini tidak terbukti.
Menurut Paul B. Horton, semua teori tersebut memiliki kelemahan. Per-
tama, data yang menunjang penentuan tahap perubahan masyarakat sering
tidak cermat. Kedua, urutan tahap tidak sepenuhnya tegas. Ada masyarakat
yang melangkah beberapa tahap perubahan dan langsung memasuki tahap in-
dustri. Sementara itu, beberapa masyarakat lainnya justru mundur ke tahap se-
belumnya. Ketiga, pendapat yang menyatakan bahwa perubahan akan berakhir
pada tahapan terakhir ternyata tidak terbukti, karena perubahan selalu terjadi
terus menerus tanpa henti.
Bentuk perubahan evolutif juga pernah diyakini berlangsung dalam suatu
perputaran, atau siklus. Teori siklus menjelaskan bahwa perubahan sosial melalui
beberapa tahap, namun tidak berakhir pada tahap terakhir yang dianggap
telah tercapainya kesempurnaan perubahan. Menurut teori siklus, setelah peru-
bahan sosial mencapai tahap akhir maka perubahan akan kembali berulang
mulai tahap pertama. Begitu seterusnya, sehingga merupakan suatu siklus.
Teori seperti ini dikembangkan oleh Oswald Spengler (1880 1936), Pitirim
A. Sorokin (1889 1968) dan Arnold Toynbee (1889 1975).
Menurut Oswald Spengler, setiap peradaban besar mengalami proses pen-
tahapan mulai dari kelahiran, pertumbuhan, dan keruntuhan. Proses perputaran
dari pertumbuhan menuju keruntuhan memakan waktu selama seribu tahun.
Setelah itu akan muncul peradaban baru. Berdasarkan teorinya, Spengler pernah
meramalkan terjadinya hari kiamat.
Pitirim A. Sorokin berpenda-
pat, bahwa semua peradaban besar
berada dalam siklus tiga sistem
kebudayaan yang berputar tanpa
akhir, yaitu kebudayaan ideasional,
kebudayaan idealistis, dan kebuda-
yaan sensasi. Kebudayaan ideasio-
nal yang didasari oleh nilai-nilai dan
unsur-unsur adikodrati. Kebuda-
yaan idealistis merupakan gabungan
unsur kepercayaan adikodrati dan
unsur rasionalitas yang berdasarkan
fakta dalam usaha menciptakan
masyarakat ideal. Kebudayaan sen-
sasi mendasarkan pada pemikiran pokok bahwa dunia material yang kita rasakan
dengan indra merupakan satu-satunya kenyataan yang ada.
LAHIR
RUNTUH
PUNAH
TUMBUH
BERJAYA
Gambar 1.4
Bagan siklus per
ubahan peradaban.
11
Perubahan Sosial
Arnold Toynbee juga berpendapat, bahwa peradaban besar berada dalam
siklus kelahiran, pertumbuhan, keruntuhan, dan kematian. Menurut dia, di dunia
ini pernah ada dua puluh satu peradaban besar yang telah punah dan tinggal
peradaban Barat yang sekarang sedang menuju kepunahan.
Ketiga teori siklus di atas juga dinilai meragukan, karena tidak didukung
oleh data yang terpercaya. Di samping itu, teori-teori tersebut tidak dapat men-
jawab mengapa peradaban mengalami perubahan dan mengapa respon setiap
masyarakat terhadap perubahan dilakukan secara berbeda.
2. Revolusi Sosial
Perkembangan masyarakat
dapat terjadi secara bertahap
seperti yang dijelaskan menurut
teori evolusi sosial. Namun, ter-
kadang perubahan itu berlang-
sung singkat dan cepat atau
disebut dengan revolusi. Revolusi
dapat terjadi secara terencana,
dan dapat pula tanpa disengaja.
Setiap masyarakat memang se-
lalu berubah, namun tidak semua
perubahan berlangsung dalam
kecepatan dan arah yang sama.
Perubahan secara revolusi pada umumnya disertai dengan kekerasan.
Suatu revolusi membutuhkan waktu relatif cepat, namun yang lebih penting
adalah terjadinya perubahan pada sendi-sendi pokok kehidupan masyarakat.
Relativitas waktu dalam revolusi tampak dengan jelas. Anda dapat mem-
bandingkan jangka waktu yang dibutuhkan dalam proses Revolusi Industri di
Inggris yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa, dengan revolusi kemer-
dekaan Indonesia. Revolusi Industri berlangsung dari tahun 1800-an hingga
awal 1900-an, hampir satu abad, sedangkan revolusi kemerdekaan Indonesia
berlangsung sejak Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945
hingga kemerdekaan Indonesia benar-benar diakui secara internasional pada
tahun 1949. Walaupun jangka waktunya berbeda jauh, namun keduanya menye-
babkan terjadinya perubahan sendi-sendi masyarakat. Revolusi Industri bukan
hanya menyangkut perubahan mendasar di bidang industri, tetapi juga telah
menyebabkan terjadinya perubahan besar-besaran di bidang kebudayaan, politik,
dan kehidupan sosial. Revolusi Industri mengubah cara orang bekerja, hubungan
antara buruh dan majikan, dan struktur sosial juga berubah. Revolusi
kemerdekaan Indonesia mengubah status bangsa Indonesia yang semula sebagai
masyarakat yang dijajah menjadi masyarakat yang berdaulat. Terbentuknya
kedaulatan negara berarti mengubah struktur masyarakat secara menyeluruh
berikut lembaga-lembaga, serta nilai dan norma sosialnya.
Gambar 1.5
Tonggak revolusi di Indonesia.
Sumber: Ipphos
12
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Revolusi dapat terjadi secara terencana maupun tidak. Namun, ada beberapa
syarat yang harus terpenuhi agar sebuah revolusi dapat berlangsung. Syarat-
syarat itu adalah secara umum warga masyarakat menghendaki adanya
perubahan, adanya seorang pemimpin yang mampu memperjuangkan aspirasi
masyarakat untuk berubah, adanya momentun (saat) yang tepat untuk mencetus-
kan perubahan. Revolusi kemerdekaan Indonesia contohnya, syarat pertama
adalah adanya keinginan untuk merdeka yang sudah mulai tumbuh sejak zaman
pergerakan kebangsaan. Syarat kedua adalah tampilnya para tokoh seperti Ir.
Soekarno, Mohamad Hatta, Syahrir, dan lain-lain. Syarat ketiga adalah
momentum kekalahan Jepang dalam Perang Dunia Kedua, sehingga pencetusan
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 benar-benar tepat waktunya.
3. Perubahan Kecil dan Perubahan Besar
Evolusi maupun revolusi pada dasarnya adalah perubahan dalam skala besar
karena membawa dampak yang luas pada masyarakat. Namun, perubahan
sosial tidak selalu harus mencakup aspek yang luas dalam kehidupan masyarakat.
Berubahnya mode pakaian adalah perubahan yang selalu terjadi di masyarakat.
Namun, hal itu tidak berdampak kepada aspek-aspek lain dalam masyarakat
sehingga dapat digolongan sebagai perubahan dalam skala kecil.
Contoh di atas berbeda dengan contoh perubahan sosial yang disebabkan
oleh meningkatnya jumlah penduduk di Pulau Jawa. Masyarakat Jawa yang
pada umumnya agraris sangat bergantung kepada lahan pertanian. Meningkat-
nya jumlah petani yang tidak diiringi dengan lahan pertanian yang baru meng-
akibatkan munculnya petani-petani
gurem
yang hanya memiliki lahan tidak
lebih dari seperempat hektar. Akibat selanjutnya, tentu meningkatnya angka
kemiskinan, dan kemiskinan akan menjadi sumber berbagai masalah sosial
berikutnya.
4. Perubahan Terencana dan Perubahan Tak Terencana
Berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat dapat dikategorikan sebagai
perubahan yang terencana atau dikehendaki dan perubahan tidak terencana
atau tidak dikehendaki. Perubahan yang dikehendaki melibatkan adanya pihak
tertentu yang menjadi agen perubahan (
agent of change
). Agen inilah yang
merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi jalannya perubahan berdasarkan
aspirasi yang ditangkap dari warga masyarakat. Usaha yang dilakukan agen
perubahan untuk mempengaruhi masyarakat secara teratur dan terencana agar
terjadi perubahan ke arah yang diinginkan disebut rekayasa sosial (
social
engineering
) atau perencanaan sosial (
social planning
).
Perubahan sering menimbulkan dua kemungkinan yaitu berhasil atau tidak.
Adakalanya perubahan itu membuahkan hasil yang sesuai dengan harapan
masyarakat, adakalanya tidak sesuai harapan. Suatu perubahan yang telah
direncanakan dengan baik, terkadang berlangsung di luar kontrol masyarakat
13
Perubahan Sosial
sehingga hasilnya tidak sesuai harapan. Namun, ada pula perubahan yang
sebenarnya tidak direncanakan justru mendatangkan sesuatu yang sejalan dengan
keinginan masyarakat. Contohnya, proses reformasi di Indonesia merupakan
perubahan yang terencana dengan rapi. Reformasi bertujuan untuk melakukan
perombakan sistem sosial politik, pemberantasan praktik penyelewengan
birokrasi, dan pemberian oto-nomi
kepada daerah-daerah. Sebagian tujuan itu
tercapai, namun sebagian lagi di luar rencana semula. Usaha pemberantasan
korupsi tidak kunjung berhasil, justru korupsi meluas ke daerah-daerah. Hal ini
terbukti dengan banyaknya pejabat daerah yang diajukan ke pengadilan karena
diduga melakukan korupsi selama menjabat. Desentralisasi kewenangan
diberikan agar kesejahteraan rakyat di daerah lebih diperhatikan. Namun, banyak
pemerintah daerah yang justru melalaikan upaya pelayanan kesehatan dan
pendidikan rakyatnya. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) sebagai wujud
pelayanan kesehatan bagi ibu hamil dan anak-anak di bawah umur lima tahun
sempat terbengkalai di awal reformasi.
5. Gerakan Sosial
Talcott Parson menganggap
gerakan sosial (
social action
) sebagai
salah satu bentuk perubahan sosial
budaya. Gerakan sosial terjadi apa-
bila terpenuhinya empat syarat,
yaitu adanya tujuan tertentu yang
hendak dicapai, ada situasi tertentu
yang membangkitkan, diatur oleh
kaidah-kaidah tertentu, dan adanya
motivasi tertentu. Setiap gerakan
sosial mencakup empat subsistem,
yaitu budaya, sosial, kepribadian,
dan organisme perilaku. Subsistem
budaya berhubungan dengan nilai-
nilai sosial, subsistem sosial berkaitan dengan norma-norma yang mengatur
tingkah laku manusia agar sejalan dengan nilai-nilai sosial. Subsistem kepribadian
berhubungan dengan sikap dan kecenderungan untuk berperilaku terhadap
orang lain dan hal-hal di sekitarnya. Subsistem organisme perilaku merupakan
tingkah laku manusia sehari-hari.
Gerakan sosial adalah suatu bentuk perilaku kolektif yang memiliki tujuan
bersama dalam jangka panjang untuk mengubah atau mempertahankan kondisi
masyarakat atau institusi. Perilaku kolektif adalah perilaku sejumlah warga
masyarakat yang tidak berpedoman pada institusi-institusi sosial. Dapat juga
dikatakan sebagai suatu perilaku menyimpang yang bersifat kolektif.
Gerakan sosial seperti ini dapat mengubah masyarakat. Misalnya gerakan
yang dilakukan KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) pada tahun 1966
Gambar 1.6
Gerakan sosial seperti ini berpotensi
mengubah masyarakat.
Sumber: Lengser Keprabon, Dokumen Reformasi
14
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
yang berhasil menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno sehingga terjadi
perubahan pemerintahan di Indonesia. Demikian juga, yang terjadi pada tahun
1998 ketika mahasiswa Indonesia kembali beraksi menurunkan Presiden
Soeharto, sehingga pergantian pemerintahan terjadi lagi, bahkan disertai
serangkaian perubahan mendasar dalam sistem pemerintahan Indonesia.
Gerakan sosial pada tahun 1998, bertujuan mereformasi berbagai aspek ke-
hidupan berbangsa dan bernegara. Hasilnya, kecuali turunnya Presiden
Soeharto, gerakan reformasi yang dimotori mahasiswa juga memicu terjadinya
amandemen UUD 1945. Dengan hasil amandemen keempat UUD 1945 pada
tangal 5 April 2004, Indonesia telah melaksanakan pemilihan umum secara
langsung terhadap anggota lembaga legislatif, dan pada tanggal 5 Juli 2004
(putaran pertama) serta tanggal 5 September 2004 (putaran kedua) untuk
pertama kalinya dilakuan pemilihan secara langsung presiden Republik Indonesia.
Suatu gerakan sosial tidak muncul begitu saja, tetapi ada sebabnya. Penye-
babnya adalah deprivasi ekonomi dan sosial
,
yaitu adanya penderitaan akibat
berbagai kekurangan kebutuhan hidup. Kekurangan sandang, pangan, dan
mahalnya sarana tempat tinggal membuat warga masyarakat tidak puas. Tidak
meratanya distribusi berbagai kebutuhan hidup juga mengakibatkan kesenjangan
ekonomi. Kondisi masyarakat seperti ini dapat memicu pengerahan sumber
daya (
resources mobilization
) untuk melakukan gerakan sosial. Sumber daya
yang dimaksud adalah manusia sebagai pemimpin gerakan, keterlibatan orga-
nisasi tertentu, dana, dan sarana. Misalnya, gerakan reformasi tahun 1998
tidak akan terjadi, tidak ada pengerahan mahasiswa dengan dukungan para
pemimpin reformasi, beserta organisasi yang ada di belakang mereka.
Sebenarnya, gerakan sosial tidak hanya menuntut suatu reformasi. Menurut
David Arbele, ada empat bentuk gerakan sosial budaya yang dapat menyebabkan
perubahan sosial, yaitu
alternative movement, redemptive movement,
reformative movement,
dan
transformative movement
.
Gambar 1. 7
Bagan gerakan sosial menurut David Arbele.
Perubahan Sosial
Tipe perubahan yang dikehendaki
Perubahan Perorangan
Sebagian
Menyeluruh
Alternative
Movement
Redemptive
Movement
Reformative
Movement
Transformative
Movement
Besarnya
perubahan yang
dikehendaki
15
Perubahan Sosial
a.
Alternative movement
adalah gerakan yang bertujuan mengubah sebagian
perilaku perorangan. Contohnya, gerakan sosial dalam bentuk kampanye
anti merokok, kampanye pemakaian garam beryodium, kampanye meng-
hindari AIDS dengan tidak melakukan hubungan seks bebas dan lain-lain.
b.
Redemptive movement
adalah gerakan sosial untuk mengubah perilaku
perorangan secara menyeluruh. Gerakan semacam ini, kebanyakan dalam
bidang agama, yaitu dalam bentuk seruan kepada siapa saja untuk melakukan
pertobatan atau menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama
.
c.
Reformative movement
adalah suatu gerakan sosial yang bertujuan agar
masyarakat mengubah perilakunya pada aspek-aspek tertentu. Misalnya,
gerakan kaum wanita untuk memperoleh kesamaan hak dalam mendapat-
kan pekerjaan. Gerakan ini menuntut agar semua wanita diperlakukan sama,
namun hanya dalam hal mendapatkan pekerjaan.
d.
Transformative movement
adalah suatu gerakan sosial yang menuntut
perubahan masyarakat dalam seluruh aspek kehidupannya. Misalnya,
gerakan sosial yang dilancarkan kaum Khmer Rouge untuk menciptakan
masyarakat komunis di Kamboja.
Berbeda dengan tipologi Aberle di atas, William Kromblum membagi
gerakan sosial menjadi
revolutionary movement, reformist movement, conser-
vative movement,
dan
reactionary movement
.
a.
Revolutionary movement
merupakan perubahan secara menyeluruh
terhadap tatanan sosial, termasuk institusi pemerintah dan sistem stratifikasi
sosial. Suatu gerakan sosial disebut revolusioner bila melibatkan gerakan
sosial secara massal, menghasilkan proses reformasi atau perubahan, dan
melibatkan ancaman atau kekerasan. Contoh revolusi sosial adalah revolusi
Rusia pada tahun 1917 dan revolusi Cina pada tahun 1949.
b.
Reformist movement
adalah gerakan sosial yang hanya bertujuan mengubah
sebagian institusi dan nilai-nilai sosial. Misalnya, gerakan yang dilakukan
Boedi Oetomo
pada tahun 1908 semasa perjuangan awal pembentukan
negara Indonesia.
c.
Conservative movement
adalah gerakan sosial yang bertujuan memper-
tahankan nilai-nilai dan institusi sosial yang telah mapan. Gerakan seperti
ini sering terjadi di Indonesia, terutama yang dilancarkan oleh kelompok
masyarakat yang antireformasi 1998. Mereka menginginkan sistem
pemerintahan dikembalikan kepada era Orde Baru. Namun, rupanya
gerakan ini tidak berhasil. Dalam setiap perubahan, akan selalu muncul ke-
lompok konservatif yang antiperubahan dan mengunginkan situasi dan
kondisi tetap seperti biasanya.
d.
Reactionary movement
yaitu suatu gerakan yang bertujuan menghidupkan
atau mengembalikan institusi sosial dan nilai-nilai sosial pada masa lampau
serta meninggalkan nilai dan institusi sosial masa kini. Dalam sejarah dunia,
kita dapat melihat contoh gerakan ini, yaitu gerakan Ku Klux Klan yang
menginginkan kembalinya supremasi orang kulit putih di atas orang kulit
hitam di Amerika Serikat.
16
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Amatilah perubahan desa atau kota tempat tinggal Anda! Apabila perlu
adakan wawancara dengan orang-orang yang dapat memberikan
informasi mengenai perubahan desa atau kota Anda itu! Catatlah semua
perubahan yang terjadi sejak lima tahun terakhir! Perubahan yang Anda
catat bukan hanya perkembangan pembangunan fisik, akan tetapi juga
aspek sosialnya. Laporkan hasil pengamatan dan wawancara itu di
depan kelas!
2. Amatilah dan analisislah rentetan akibat yang ditimbulkan dengan
adanya suatu perubahan di desa atau kota Anda! Tulislah hasil analisis
Anda dalam bentuk sebuah laporan!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Apakah yang disebut dengan evolusi?
2. Sebutkan hal-hal yang menjadi syarat sehingga suatu perubahan dapat
disebut sebagai revolusi!?
3. Sebutkan peran Bappenas sebagai agen perubahan di Indonesia!
4. Jelaskan macam-macam gerakan sosial yang dapat menyebabkan
perubahan sosial!
5. Apakah yang Anda ketahui mengenai gerakan reformasi? Jelaskan!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
17
Perubahan Sosial
C. 0aktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
Perubahan terjadi karena dua hal, pertama; tidak ada masyarakat yang
benar-benar terisolasi dari pengaruh asing, kedua; kebutuhan warga masyarakat
selalu berubah. Alasan pertama mengandung arti, bahwa pengaruh dari luar
(eksternal) dapat menimbulkan perubahan sosial, dan alasan kedua dapat
dipahami bahwa perubahan pada dasarnya terjadi untuk memenuhi kebutuhan
yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Alasan kedua, bersifat internal yaitu
berasal dari dalam masyarakat itu sendiri.
Baik bersifat eksternal maupun internal, pada dasarnya perubahan sosial
disebabkan oleh faktor ekologis, teknologis, dan demografis. @aktor ekologis
berarti ada pengaruh perubahan lingkungan alam terhadap kondisi sosial budaya
masyarakat. Masyarakat yang semula subur, misalnya karena terjadi perusakan
hutan di sekitarnya membuat daerah itu menjadi kering dan gersang. Perubahan
ekologi seperti itu akan berdampak pada perubahan masyarakat, khususnya
pada bidang ekonomi dan mata pencaharian hidup. @aktor teknologi merupakan
1 Perubahan masyarakat sederhana menjadi
masyarakat modern merupakan salah satu ben-
tuk evolusi sosial.
2 Revolusi dapat mengubah sendi-sendi kehidup-
an sosial secara mendasar. Sayangnya, revolusi
selalu memakan korban besar.
3 Seorang tokoh masyarakat yang sangat ber-
pengaruh dapat berperan sebagai agen per-
ubahan. Karena, ajakan-ajakannya dapat mem-
bawa masyarakat melakukan perubahan yang
diinginkan.
4 Gerakan reformasi di Indonesia sejak tahun
1998 sering dinilai melampaui batas. Anggapan
itu memang benar, karena gerakan reformasi
telah mengubah hal-hal yang seharusnya tak
perlu diubah.
5 Apabila terjadi gerakan reformasi, selalu ada
gerakan konservatif. Hal itu menunjukkan bah-
wa tidak semua orang menyetujui perubahan.
No
Pernyataan
T TS R
18
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Infososio
PERUBAHAN SOSIAL
1. Kebudayaan tandingan
(
counterculture
) sering men-
jadi penyebab terjadinya
perubahansosial. Kebuda-
yaan tandingan dikembang-
kan oleh kelompok sosial
yang berperilaku menyimpang
(menentang kelaziman).
2. Etnosentrisme dan xenosen-
trisme juga berpengaruh
terhadap perubahan sosial
budaya. Etnosentrisme ada-
lah sikap yang menganggap
kebudayaan milik kelompok
sendiri lebih baik daripada
kebudayaan milik kelompok
lai, sedangkan
xenosen-
trisme adalah kecenderung-
an menganggap gagasan
atau produk luar negeri lebih
unggul (membanggakan).
Bagaimana pengaruh itu
terjadi?
Sumber: Paul B. Horton dan
Chester L. Hunt, 1991
penyebab terpenting dalam perubahan
masyarakat. Perkembangan teknologi di
berbagai bidang, telah mengubah cara-cara
hidup masyarakat, mulai dari bidang trans-
portasi, mata pencaharian, komunikasi, pen-
didikan, arsitektur, dan lain-lain. @aktor demo-
grafis berhubungan dengan perubahan jumlah
dan komposisi penduduk. Sebagai contoh,
apabila jumlah penduduk suatu masyarakat
menunjukkan angka ketergantungan yang
tinggi, maka masyarakat tersebut menghadapi
persoalan dalam hal penyediaan kebutuhan
hidup. Semakin banyak warga yang hidupnya
bergantung, baik usia lanjut, menganggur,
atau kanak-kanak, berarti beban masyarakat
semakin meningkat. Hal ini dapat memicu
terjadinya perubahan sosial, khususnya yang
berhubungan dengan penyediaan lapangan
kerja.
Pada zaman dulu orang menganggap
perubahan sosial bersifat sederhana dan
hanya dilihat dari satu faktor. Misalnya, Karl
Marx yang menganggap bahwa perubahan
sosial didorong oleh faktor ekonomi. Namun,
sekarang orang menyadari bahwa perubahan
sosial bersifat sangat kompleks, karena pada
dasarnya masyarakat adalah suatu sistem. Sebagai suatu sistem, apabila salah
satu bagian dalam masyarakat mengalami perubahan, maka bagian lain akan
terpengaruh. Perubahan unsur-unsur material berpengaruh terhadap unsur-unsur
nonmaterial, contohnya perubahan dalam bidang teknologi otomotif. Dengan
penemuan dan perkembangan mobil, terjadilah perubahan dalam bidang
transportasi, dunia kerja, kegiatan mengisi waktu luang, dan aspek-aspek
kehidupan lainnya. Perubahan dalam struktur sosial berpengaruh terhadap fungsi
masyarakat, misalnya terbentuknya organisasi buruh menyebabkan perubahan
dalam pola hubungan majikan dengan buruh. Demikian pula, apabila terjadi
perubahan dalam aspek lembaga-lembaga sosial, maka akan terjadi penyesuaian
pada sistem sosial secara keseluruhan.
Perubahan dapat dialami masyarakat tanpa pandang bulu. Ada masyarakat
yang berubah sangat cepat dan ada pula yang lambat. Kadar perubahan itu
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang ada di dalam masyarakat sendiri maupun
faktor-faktor dari luar. @aktor penyebab itulah yang mendorong atau justru
19
Perubahan Sosial
menghambat terjadinya perubahan sosial budaya. Secara umum, faktor-faktor
tersebut meliputi perubahan kondisi geografis, biologis, teknologi, ekonomi,
kebudayan material, komposisi penduduk, ideologi, invensi, dan difusi.
Perubahan pada salah satu atau beberapa aspek yang kemudian diikuti
oleh aspek-aspek lainnya akan menuju kepada suatu keadaan keseimbangan
(
equilibrium
) sosial baru. Apabila terjadi perubahan yang sangat cepat, untuk
sementara waktu masyarakat akan mengalami disorganisasi karena terjadi proses
penyesuaian aspek-aspek yang terlibat. Namun, kemudian akan diikuti dengan
proses reorganisasi dan pemantapan sehingga keseimbangan baru terbentuk
kembali.
Berikut ini akan dijelaskan satu per satu faktor-faktor yang mendorong dan
faktor-faktor yang menghambat terjadinya perubahan sosial budaya.
1. 0aktor Pendorong Perubahan Sosial
Ada beberapa faktor pendorong perubahan sosial. @aktor-faktor itu meliputi
adanya kontak dengan kebudayaan asing, penemuan dan invensi, konflik,
pendidikan, lingkungan fisik, struktur sosial, nilai dan sikap, serta kebutuhan.
a. Kontak dengan Kebudayaan Asing
Unsur kebudayaan asing tidak dapat dipaksakan terhadap kebudayaan suatu
masyarakat. Kalau dipaksakan, akan menimbulkan penolakan, karena unsur
asing itu tidak serasi dan belum menyatu. Namun, hal itu bukan berarti tertutup
kemungkinan masuknya pengaruh unsur kebudayaan asing. Masyarakat yang
memiliki hubungan (kontak) dengan masyarakat lain cenderung lebih cepat
berubah, sementara itu masyarakat terisolasi cenderung konservatif, stabil, dan
menolak perubahan. Misalnya, suku-suku di pedalaman yang terisolasi dan
mencegah terjadinya kontak dengan masyarakat lain pada umumnya sulit ber-
ubah.
Setiap kebudayaan akan selalu saling memengaruhi. Hampir tidak ada satu
kebudayaan pun di dunia ini yang terbebas dari pengaruh kebudayaan asing.
Kebudayaan Indonesia pun demikian. Sebagai contoh, berubahnya sistem
pendidikan di Indonesia. Zaman dulu, lembaga pendidikan tradisional asli
Indonesia adalah padepokan dan pesantren. Sejak bangsa-bangsa Eropa datang
dan menjajah, mucul berbagai lembaga pendidikan hal tersebut dikarenakan
pengaruh kehidupan Eropa Barat yang dibawa oleh Belanda. Masih banyak
unsur lain dalam kebudayaan Indonesia masa kini yang sebenarnya berasal dari
budaya asing, terutama yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Adanya kontak budaya antara masyarakat Indonesia dengan orang-
orang Belanda dan bangsa-bangsa lain di dunia, menyebabkan masuknya penga-
ruh-pengaruh yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam kebudayaan.
20
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Kontak budaya selain terjadi melalui perpindahan penduduk, dapat pula
melalui media massa. Apalagi sekarang perkembangan sarana komunikasi massa
semakin luas dengan bantuan teknologi informasi dan komunikasi. Surat kabar,
faksimili, telepon, radio, televisi, dan internet membuat jarak dan waktu seolah
tanpa arti. Peristiwa apa pun yang terjadi di belahan dunia lain dapat dengan
segera (bahkan pada saat yang sama) diketahui oleh masyarakat dibelahan dunia
lain. Hal-hal baru yang dikembangkan masyarakat lain, dapat segera ditiru oleh
semua warga dunia. Akibatnya, tidak ada lagi kebudayaan yang terbebas dari
pengaruh kebudayaan lain. Kontak budaya dengan masyarakat lain mendorong
terjadinya perubahan sosial, karena kontak budaya menyebabkan terjadinya
difusi, asimilasi, dan akulturasi budaya.
1) Difusi
Tidak ada satu masyarakat yang
benar-benar terisolasi dari masyarakat
lain. Pada saat terjadi kontak itulah ter-
jadi proses saling meminjam unsur bu-
daya. Dengan cara demikian, unsur-
unsur dan pola-pola budaya cenderung
menyebar dari suatu masyarakat ke
masyarakat lain. Proses penyebaran
unsur dan pola kebudayaan seperti ini
disebut difusi. Ada dua macam difusi,
yaitu difusi intramasyarakat dan difusi
antarmasyarakat.Difusi intramasyarakat
terjadi apabila unsur kebudayaan yang
tersebar berasal dari masyarakat itu sendiri, sedangkan difusi antar-
masyarakat terjadi apabila ada kontak antara suatu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.
Pada umumnya, perubahan sosial merupakan akibat adanya difusi.
Difusi berlangsung secara dua arah, saling memberi dan saling menerima.
Namun, masyarakat dengan teknologi lebih sederhana lebih banyak menye-
rap unsur budaya dari masyarakat yang lebih maju. Demikian pula, kelompok
sosial berstatus rendah lebih banyak menyerap unsur budaya dari kelompok
sosial berstatus tinggi. Difusi juga disertai seleksi dan modifikasi. Jadi, unsur
budaya yang diserap tidak selalu sama persis dengan aslinya. Dengan
bantuan teknologi komunikasi dan sarana transportasi yang telah ber-
kembang maju seperti sekarang ini, proses difusi tidak harus melalui kontak
langsung dengan sumber aslinya.
2) Asimilasi
Kontak budaya, juga terjadi melalui perpindahan orang dari suatu
masyarakat ke masyarakat lain sehingga menimbulkan proses asimilasi.
Asimilasi terjadi apabila kebudayaan masyarakat yang didatangi bersifat
Gambar 1.8
Budaya menanam jagung yang sekarang
menyebar ke seluruh penjuru dunia berasal dari
Meksiko.
Sumber: Solopos, 4 Oktober 2006
21
Perubahan Sosial
dominan. Dalam keadaan seperti itu, cara-cara dan tradisi-tradisi yang
dibawa dari kebudayaan masyarakat asal akan menjadi bagian dari kebudaya-
an setempat. Oleh karena itu, proses asimilasi membuat kelompok minoritas
menjadi lebur karena anggota-anggota kelompok kehilangan ciri budayanya,
sedangkan masyarakat yang didatangi menerima unsur-unsur baru dalam
kebudayaannya. Unsur baru itu hanya memperkaya variasi, namun dapat
pula menjadi penyebab perubahan yang cukup signifikan di masyarakat.
3) Akulturasi
Pada saat pertama kali
terjadi kontak antara dua ke-
budayaan dan kemudian terus-
menerus berhubungan, terjadi-
lah pertukaran unsur-unsur ke-
dua kebudayaan itu. Proses ini
disebut akulturasi. Dalam akul-
turasi, selain terjadi penyerap-
an unsur-unsur budaya juga ter-
jadi pencampuran unsur-unsur
budaya. Unsur yang sering ber-
campur antara lain bahasa, cara
dan model busana, tarian, musik,
resep makanan, dan berbagai peralatan. Misalnya, kita sebagai orang
Indonesia telah lama menyerap unsur budaya dalam bentuk model
berpakaian ala dunia Islam dan ala Barat, makan menggunakan sendok,
serta banyak sekali kata-kata dalam bahasa Indonesia yang sebenarnya
berasal dari berbagai bahasa lain (Sansekerta, Belanda, Arab, Cina, Inggris,
dan lain-lain).
Melalui akulturasi, bagian-bagian tertentu dari salah satu atau kedua
kebudayaan kelompok sosial yang membaur dan mengalami perubahan,
tetapi keberadaan kelompok-kelompok sosial itu masih berbeda nyata.
Disinilah perbedaan antara akulturasi dengan asimilasi, karena dalam
asimilasi salah satu kelompok sosial menjadi bagian dari kelompok lainnya
dan identitasnya hilang. Dalam akulturasi, unsur-unsur budaya asing yang
diserap pada umumnya memiliki ciri-ciri mudah dipakai, sangat bermanfaat,
dan mudah disesuaikan dengan kondisi setempat. Misalnya, peralatan tulis-
menulis, komunikasi, transportasi, sarana pertanian dan mata pencaharian
hidup.
b. Penemuan, Invensi, dan Dasar Budaya
Penemuan, inversi, dan dasar budaya adalah hal yang berbeda namun saling
terkait. Penemuan baru (
discovery
)
merupakan suatu proses pemanfaatan sesuatu
yang sudah ada di alam, sedangkan invensi bersifat menciptakan sesuatu yang
Gambar 1.9
Musik dangdut adalah perpaduan antara
musik gaya India dan Melayu.
Sumber: Sindo, 25 November 2006
22
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
semula belum ada. Invensi juga dapat
berupa inovasi terhadap hasil ciptaan
yang sudah ada sebelumnya.
Penemuan baru dan invensi men-
dorong terjadinya perubahan sosial bu-
daya. Penemuan baru menjadi faktor da-
lam perubahan sosial, apabila hasil pe-
nemuan itu didayagunakan. Misal, pada
tahun 100 Masehi, Hero dari Alexandria
telah menemukan mesin tenaga uap
kecil yang dijadikan barang mainan.
Namun, karena belum didayagunakan,
maka belum menimbulkan perubahan sosial. Setelah dua ribu tahun kemu-
dian, mesin tenaga uap itu didayagunakan sehingga pada saat itulah penemu-
an mesin tenaga uap menjadi faktor pendorong terjadinya perubahan sosial.
Invensi merupakan kombinasi baru atau cara penggunaan baru dari
pengetahuan yang sudah ada. Misal, pada tahun 1895 George Seldon
mengombinasikan mesin gas, tangki gas cair, gigi perseneling, kopling, tangki
kemudi (stir) dan badan kereta, kemudian mengajukan karya tersebut sebagai
mobil. Tidak satu pun dari unsur-unsur itu yang baru diciptakan. Satu-satunya
yang baru adalah pengombinasian semua unsur itu sehingga membentuk mobil.
Mobil inilah yang dinamakan invensi.
Ada dua macan invensi, yaitu
invensi material dan invensi sosial. Invensi
material antara lain berupa busur dan anak panahnya, telepon, dan pesawat
terbang, sedangkan invensi sosial contohnya adalah abjad, sistem pemerintahan,
dan perusahaan.
Dengan adanya invensi, maka berbagai persoalan dan kebutuhan manusia,
baik yang baru muncul maupun yang lama, dapat dipecahkan atau dipenuhi.
Apabila tidak ada penemuan baru, maka sejak dulu hidup manusia statis, tidak
ada kemajuan. Manusia hanya akan bergantung kepada keadaan lingkungan
alam, tidak berbeda dengan hewan. Akan tetapi, dengan ditemukannya berbagai
cara, proses, alat, dan produk baru, maka manusia mampu mengendalikan
alam sekitar demi kemudahan hidupnya. Oleh karena itu, penemuan dan invensi
dapat mendorong terjadinya perubahan sosial.
Dasar budaya merupakan akumulasi pengetahuan dan teknik yang dapat
digunakan oleh seorang inventor (penemu). Seiring dengan pertumbuhan dasar
budaya, semakin banyak invensi dan penemuan yang tercipta. Tanpa adanya
dasar budaya yang memberikan sejumlah invensi dan penemuan terdahulu yang
memadai, suatu invensi baru tidak mungkin lahir dengan sempurna. Misalnya,
ditemukannya magnet listrik, pipa hampa udara, transistor dan
microchip
,
merupakan dasar budaya bagi bermacam-macam invensi baru, antara lain radio,
televisi,
tape recorder
, komputer dan lain-lain. Karena dasar budaya merupakan
Gambar 1.10
Sebuah invensi yang mengubah masya-
rakat.
Sumber: CD Clipart
23
Perubahan Sosial
modal bagi terciptanya invensi, maka dasar
budaya menjadi salah satu faktor perubahan
sosial budaya.
Berbagai penemuan baru merupakan
sumbangan langsung individu-individu yang
kreatif. Perubahan masyarakat tidak akan
terjadi apabila tidak ada individu-individu yang
memulai. Perubahan sosial selalu berawal dari
seorang penggerak, sedangkan orang lain
hanya mendukung. Oleh karena itu, kedu-
dukan individu sebagai penggerak perubahan
memang sangat penting. Orang yang menjadi
pionir pembaharuan pada umumnya bersifat
kritis dan tajam pikirannya. Orang seperti ini
memiliki visi atau pandangan yang jauh ke
depan dan mampu mengemukakan dan mem-
perjuangkan pandangannya. Dengan begitu,
dia akan mampu memengaruhi orang lain
untuk bersama-sama dengannya melakukan
perubahan.
Penemuan dan penciptaan selalu menjadi
sumber perkembangan kebudayaan. Apabila
tidak ada proses penciptaan hal-hal baru, maka kebudayaan akan hilang. Dari
proses penemuan dan penciptaan hal-hal baru itu, maka terjadi perkembangan
nilai-nilai sosial yang baru pula. Setiap generasi baru akan selalu mengkaji dan
memperbaharui berbagai unsur kebudayaan yang diwariskan kepadanya.
c. Konflik dalam Masyarakat
Suatu masyarakat tidak pernah terlepas dari konflik. Berdasarkan konsep
dilektika sosial dari Hegel, Karl Marx menjelaskan proses perubahan sosial
sebagai akibat adanya konflik antarkelas sosial. Perbedaan pandangan, aliran
politik, kesenjangan ekonomi, perbedaan keyakinan, perbedaan kepentingan,
hingga perbedaan kebudayaan dapat menjadi sebab timbulnya konflik di
masyarakat. Setiap konflik yang pecah akan menyebabkan perubahan-
perubahan tertentu dalam tatanan masyarakat.
Konflik dapat terjadi sebagai akibat adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi berakibat ada
kelas sosial yang menguasai sarana produksi yang diciptakan sebagai akibat
perkembangan teknologi. Kelas sosial inilah yang berkuasa dan cenderung
memanfaatkan (mengeksploitasi) kelas sosial lain untuk memperoleh keuntungan
ekonomi. Kelas sosial pemilik sarana produksi itu sangat berkepentingan
terhadap terciptanya status quo, yaitu kondisi masyarakat serba mapan dan
tidak berubah. Sebab, perubahan berarti ancaman terhadap posisi mereka
Infososio
MUDAH DAN SULITNYA
PENYERAPAN BUDAYA
ASING
Kelompok orang yang
mudah menyerap pengaruh asing
adalah (1) golongan muda yang
belum memiliki identitas dan
kepribadian mantap, (2) golongan
orang yang belum memiliki status
penting, dan (3) kelompok ma-
syarakat yang hidupnya tertekan.
Kelompok orang yang sukar
menerima unsur budaya asing
adalah (1) golongan tua yang
masih terikat kuat dengan tradisi
lama, (2) kelompok masyarakat
yang sudah memiliki status pen-
ting, dan (3) kelompok masyara-
kat yang memisahkan diri secara
ekstrem, misalnya penganut
aliran kepercayaan ortodoks.
24
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
sebagai kelas yang berkuasa dan menentukan. Di sisi lain, kelas sosial yang
dieksploitasi (kaum buruh) berjuang agar tekanan yang mereka derita segera
berakhir. Berakhirnya penindasan itu hanya mungkin terjadi apabila ada
perubahan sosial atau sebuah revolusi sosial.
d. Pendidikan
Pendidikan merupakan modal uta-
ma untuk mengubah masyarakat men-
jadi lebih baik. Dengan pendidikan,
generasi muda dibekali kemampuan
berpikir lebih maju dan kreatif, memiliki
keterampilan untuk dapat mengembang-
kan berbagai cara berbuat, dan ditanam-
kan nilai dan sikap yang mengarah ke-
pada kemajuan. Melalui pendidikan,
berbagai kemajuan yang telah dikem-
bangkan dalam masyarakat dapat diberi-
kan kepada banyak orang. Untuk itu,
diperlukan sikap mental yang terbuka
terhadap pengetahuan baru.
Sikap tertutup dan enggan untuk menerima perkembangan baru sangat
menghambat proses perubahan sosial ke arah yang lebih baik. Suatu masyarakat
yang telah terbiasa dengan sikap seperti itu tentu tidak akan mudah begitu saja
mengubah sikapnya. Perubahan merupakan suatu proses transformasi budaya
yang panjang, terencana, dan meliputi semua unsur kebudayaan. Terutama,
unsur-unsur yang mendasar seperti nilai-nilai sosial, gaya hidup, sistem politik,
dan mentalitas masyarakat. Itu semua dapat dimulai lewat proses pendidikan.
e. Lingkungan %isik
Perubahan lingkungan fisik dapat
terjadi secara alami maupun akibat ke-
lalaian manusia. Keduanya mendorong
terjadinya perubahan sosial. Misalnya,
apabila kawasan hutan lambat laun beru-
bah menjadi padang pasir (desertifikasi),
maka hal itu akan mengakibatkan
perubahan iklim, erosi tanah, dan per-
ubahan danau menjadi rawa-rawa. Peru-
bahan fisik pada lingkungan alam seperti
itu menuntut penyesuaian cara hidup
masyarakat yang tinggal di lingkungan
tersebut.
Gambar 1.11
Melalui pendidikan, perubahan sosial
ke arah yang lebih baik disiapkan.
Sumber: Tempo, 15-21 Agustus 2005
Gambar 1.12
Bencana alam merupakan salah satu
faktor lingkungan fisik yang mendorong terjadinya
perubahan sosial.
Sumber: Gatra, 20 Juli 2006
25
Perubahan Sosial
f. Perubahan Penduduk
Perubahan penduduk terjadi
akibat kelahiran, kematian, dan
migrasi. Ketiga hal itu mengakibat-
kan jumlah dan komposisi penduduk
berubah. Perubahan penduduk
merupakan perubahan sosial. Di
samping itu, perubahan penduduk
juga mendorong terjadinya per-
ubahan sosial berikutnya. Misalnya,
suatu daerah yang semula ber-
penduduk jarang kemudian menjadi
padat sehingga terjadilah perubahan
dalam hal keramahan, terbentukya
kelompok-kelompok sosial baru,
dan semakin rumitnya struktur kelembagaan. Kepadatan penduduk di kota juga
menimbulkan akibat lain, misalnya tingginya kriminalitas, kurangnya fasilitas
air bersih dan sarana rekreasi. Persaingan hidup yang ketat di kota juga me-
nyebabkan nilai-nilai sosial mengalami pergeseran.
Di sisi lain, desa-desa yang mengalami kekurangan penduduk akibat
urbanisasi juga menghadapi perubahan sosial yang tidak selalu menguntungkan.
Apabila jumlah penduduk yang bermigrasi ke kota tidak terlalu banyak, mungkin
desa tersebut tidak menghadapi persoalan tenaga kerja. Sebaliknya, apabila
hampir semua tenaga produktif pindah ke kota, dapat dipastikan lahan-lahan
pertanian di desa terbengkalai. Perubahan seperti ini tidak akan membuat desa
semakin maju, justru semakin tertinggal karena potensinya tidak termanfaatkan.
g. Struktur Sosial yang Terbuka
Masyarakat berstruktur ketat
yang membatasi peran, tugas, hak-
hak istimewa serta kewajiban ang-
gotanya, hanya mempunyai ke-
mungkinan kecil untuk berubah,
sedangkan masyarakat berstruktur
longgar, dengan peran, batas oto-
ritas, hak-hak istimewa dan kewaji-
ban anggotanya tergantung kepada
kreatifitas individu, lebih mudah ber-
ubah. Hal seperti ini, sebenarnya
telah Anda pelajari ketika mem-
bahas struktur sosial di Kelas XI.
Gambar 1.13
Setiap tahun, kita disuguhi drama
kolosal arus mudik dan balik. Apa yang terpikir dalam
benak Anda melihat fenomena itu?
Sumber: Solopos, 19 Oktober 2006
Gambar 1.14
Kota lebih cepat berubah daripada
desa, karena struktur masyarakatnya terbuka.
Sumber: Solopos, 19 Oktober 2006
26
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Kelonggaran atau keterbukaan struktur masyarakat dapat dilihat dari mudah
dan tidaknya seseorang mengubah status sosialnya. Seseorang berhak
memperoleh kedudukan lebih tinggi dengan syarat dia mampu dan memiliki
kualifikasi untuk mencapai hal itu. Orang miskin tidak selamanya harus miskin,
dia boleh saja menjadi kaya apabila mau berusaha dan bekerja keras. Istilah
kemiskinan struktural, pernah mencuat di Indonesia sebagai bentuk kritik
terhadap pemerintah yang sering mengeluarkan kebijakan yang membuat orang
kaya semakin kaya dan orang miskin tetap saja miskin. Kebijakan seperti itu
menutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial vertikal.
h. %aktor Sikap dan Nilai-nilai
Sikap dan nilai-nilai memengaruhi kadar dan arah perubahan. Sikap
menghargai hasil karya seseorang, dan nilai sosial yang didasari etos kerja tinggi
sangat mendukung kemajuan masyarakat. Masyarakat Indonesia dikenal kurang
menghargai hasil karya orang lain, terbukti dengan meluasnya pembajakan
hasil karya orang lain baik dalam bentuk kaset,
VCD
, buku, hingga program
komputer.
Di samping hal di atas, mentalitas (cara berpikir dan berperilaku) fatalistik
juga menghambat kemajuan. Masyarakat yang fatalistik lebih suka duduk
berpangku tangan dan menyerahkan nasib kepada takdir. Mereka tidak suka
bekerja keras, enggan mencoba hal-hal baru, dan takut menghadapi risiko.
Oleh karena itu, mentalitas seperti itu sebaiknya ditinggalkan dan diganti dengan
yang lebih mendukung perubahan sosial.
Masyarakat yang menjunjung nilai keagungan masa lampau, memuja nenek
moyang, terlalu mematuhi orang yang lebih tua, dan terikat oleh tradisi dan
upacara keagamaan, akan berubah secara lambat dan kalaupun berubah juga
karena terpaksa. Di dalam masyarakat, selalu terdapat orang konservatif yang
sulit menerima perubahan dan orang-orang liberal yang selalu menginginkan
perubahan. Orang liberal terdiri atas mereka yang berpendidikan, sedangkan
mereka yang konservatif pada umumnya tidak berpendidikan.
i. Kebutuhan yang Dianggap Perlu
Kebutuhan bersifat subjektif, sehingga yang menentukan apakah sesuatu
hal itu dibutuhkan oleh seseorang atau masyarakat bergantung kepada anggapan
orang atau masyarakat tersebut. Misal, penemuan ban angin yang telah
dipatenkan oleh Thomson pada tahun 1845 tidak langsung menjadi kebutuhan
manusia. Baru setelah adanya penemuan sepeda yang memerlukannya pada
tahun 1888, ban angin menjadi kebutuhan. Apabila kebutuhan itu telah dianggap
perlu, maka akan diterima dalam masyarakat. Dengan penerimaan unsur baru
inilah, maka terjadi perubahan sosial budaya. Padahal suatu masyarakat dan
kebudayaannya adalah suatu kesatuan, maka perubahan pada salah satu aspek
kebudayaan akan menuntut penyesuian pada aspek lainnya. Dengan demikian,
perubahan akan selalu terjadi, karena setiap perubahan kondisi akan merangsang
terjadinya perubahan baru.
27
Perubahan Sosial
Di samping kesembilan faktor tersebut di atas, perubahan sosial juga
disebabkan oleh beberapa faktor lain, antara lain:
a. Sikap Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang
Sepintas lalu, perbuatan menyimpang memang berkonotasi buruk. Akan
tetapi, penyimpangan yang bersifat eksperimental dan kreatif dalam upaya
mencari cara-cara baru yang lebih baik, dapat mendorong perubahan.
b. Heterogenitas Warga Masyarakat
Perbedaan sebagian orang yang hidup di dalam masyarakat, dapat menjadi
sumber inspirasi bagi sebagian yang lain, sehingga akan muncul sesuatu yang
baru.
c. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Aspek Kehidupan
Setiap ketidakpuasan akan mendorong terjadinya aksi yang mengarah
kepada perubahan sosial. Apabila sebagian besar anggota masyarakat merasa
tidak puas terhadap kondisi kehidupan mereka, maka sebuah revolusi sosial
dapat saja terjadi.
d. Kelompok Usia yang Mendominasi
Kelompok orang muda, pada umumnya mudah menyerap sesuatu yang
baru, sedangkan orang tua cenderung kolot karena nilai-nilai budaya sudah
mendarahdaging dalam dirinya. Dalam keadaan demikian, pengaruh asing tidak
mudah diterima oleh golongan orang tua. Orang-orang muda belum memiliki
pegangan nilai-nilai sosial yang kuat karena mereka sedang dalam proses mencari
identitas kepribadian. Proses sosialisasi nilai-nilai kebudayaan sendiri belum
intensif, sehingga pada saat datang pengaruh unsur dari luar yang dianggap
lebih menarik akan dengan mudah diserap. Oleh karena itu, suatu masyarakat
yang didominasi orang muda akan cenderung lebih cepat berubah daripada
masyarakat yang didominasi orang-orang tua.
2. 0aktor Penghambat Perubahan
@aktor-faktor penghambat perubahan itu antara lain keterisolasian ma-
syarakat, ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap meng-
agungkan tradisi, ketakutan kepada perubahan, prasangka buruk terhadap
pengaruh luar, dan nilai-nilai sosial.
a. Keterisolasian Masyarakat
Pada saat ini, hampir tidak ada masyarakat yang benar-benar terisolasi.
Namun, dalam ukuran tertentu suatu masyarakat dapat dianggap terisolasi.
Keterisolasian dapat disebabkan oleh letaknya yang terpencil, sulitnya hubungan
transportasi menuju daerah itu, karena daerah itu belum tersentuh pem-
28
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
bangunan. Keterisolasian dalam aspek komunikasi dapat disebabkan oleh belum
terjangkaunya siaran radio atau televisi, apalagi media cetak. Beberapa
masyarakat Indonesia masih ada yang mengalami keterisolasian seperti itu, ter-
utama di daerah Indonesia bagian timur. Beberapa daerah di bagian barat juga
demikian. Kadang-kadang mereka se-ngaja menutup diri dari pergaulan dengan
masyarakat luar dengan alasan menjaga tradisi.
Sebuah desa kecil yang terpencil jauh di atas gunung atau di tengah hutan
akan mengalami kelambanan perubahan. Penduduk sulit bepergian, karena
sulitnya jalan yang harus ditempuh. Belum adanya kendaraan transportasi
membuat orang luar tidak tertarik untuk datang. Tidak adanya media massa,
membuat perubahan seolah tidak terjadi di desa itu. Oleh karena keadaan
terisolasi selalu menjadi penghambat perubahan, maka pemerintah sering men-
jadikan program pembangunan infrastruktur yang berupa jalan penghubung
antardaerah, pelabuhan, jembatan, dan sarana telelomunikasi. Apabila semua
sarana tersebut telah tersedia, maka kontak dengan masyarakat luar diharapkan
merangsang potensi sosial ekonomi daerah itu. Sering pula pemerintah merang-
sang penanaman modal di daerah terisolir dengan tujuan untuk menarik kaum
pendatang, selain untuk menumbuhkan kegiatan ekonomi setempat.
b. Ketertinggalan dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
@aktor kedua ini, berhubungan dengan kondisi terisolasi dan kesadaran
dalam pendidikan yang masih rendah. Orang-orang yang berpendidikan pada
mulanya lebih terbuka dalam menerima perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Semakin banyak warga masyarakat yang berpendidikan, maka
semakin maju pula masyarakat tersebut. Cara berpikir kreatif memungkinkan
mereka menemukan cara-cara baru, sehingga tidak sekedar mewarisi tradisi
dari nenek moyang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah
dicapai masyarakat pun akan mudah diserap. Semakin tinggi tingkat kemajuan
ilmu pengetahuan yang dikuasai, maka semakin pesat pula perubahan yang
terjadi.
c. Sikap Mengagungkan Tradisi
Di antara warga masyarakat selalu
ada orang atau kelompok orang yang
mengagung-agungkan tradisi yang
mereka warisi dari nenek moyang. Segala
sesuatu yang dipandang tidak sesuai
dengan nilai-nilai tradisi akan mereka
tolak. Padahal, banyak sekali hal-hal baru
yang kelihatannya bertentangan dengan
tradisi kita sendiri sebenarnya membawa
potensi kemajuan, misalnya pengambilan
keputusan dengan voting (pemungutan
Gambar 1.15
Masyarakat yang terlalu memegang
teguh tradisi dan fatalistik akan memperlambat bahkan
menghambat proses perubahan sosial.
Sumber: Insight Guides
29
Perubahan Sosial
suara). Pada awalnya, voting pernah ditabukan dalam demokrasi di Indonesia.
Alasannya, kita memiliki tradisi yang lebih baik dan lebih cocok, yaitu
musyawarah untuk mufakat. Sekarang, mekanisme itu telah diterima namun
masih banyak lagi tradisi yang menghalangi perubahan tersebut. Khususnya
warga masyarakat yang kurang berpendidikan serta memegang teguh tradisi.
d. Ketakutan pada Perubahan
Orang-orang yang merasakan hidup nyaman pada umumnya memiliki ke-
takutan tersembunyi terhadap ide-ide perubahan. Ketika reformasi mulai bergulir
di Indonesia, banyak orang yang hidupnya mapan berusaha melawan gelombang
reformasi itu. Orang-orang seperti itu, menganggap perubahan sebagai ancaman
terhadap kemapanan hidupnya. Bagi mereka perubahan memiliki kemungkinan
buruk, yaitu hilangnya kenyamanan hidup yang selama ini telah dinikmatinya.
Kekhawatiran seperti itu dapat dialami perseorangan maupun kelompok.
e. Prasangka Buruk terhadap Pengaruh Luar
Prasangka buruk tidak pernah dapat dilepaskan dalam pergaulan antar-
masyarakat. Bangsa Barat yang pada umumnya nonmuslim memiliki prasangka
buruk terhadap orang Arab yang pada umumnya muslim. Ketika masih ada
Uni Soviet sebagai pusat ideologi komunis di dunia, terjadi pula prasangka
buruk dengan dunia Barat yang kapitalis. Kendala ini lebih bersifat ideologis. Di
Indonesia sendiri prasangka buruk antarkelompok sosial (suku, etnis, agama)
masih sering terjadi. Apalagi hubungan di antara kedua kelompok masyarakat
pernah diwarnai hal-hal yang mengecewakan. Akibatnya, setiap pengaruh dari
masyarakat yang pernah merugikannya selalu dicurigai. Sikap seperti ini tidak
menguntungkan bagi perubahan sosial, namun sulit dihindari.
f. Nilai-nilai Sosial
Di dalam masyarakat selalu terdapat nilai-nilai sosial yang menjadi dasar
hubungan sosial warganya. Ada masyarakat yang memiliki nilai sosial mendukung
perubahan, namun ada pula yang justru menghambat. Masyarakat yang me-
mandang kehidupan sebagai sesuatu yang tidak berharga, pada mulanya tidak
berusaha mengisi hidupnya dengan berbagai karya. Mereka tidak memiliki hasrat
untuk memperoleh sesuatu yang lebih dalam hidupnya. Orang yang dianggap
baik menurut nilai sosial adalah mereka yang tidak terlalu mengejar keberhasilan,
tidak berambisi, tetapi merasa cukup dengan apa yang telah diperolehnya.
Nilai-nilai sosial yang melahirkan sikap seperti itu sesungguhnya menghambat
perubahan.
30
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
3. Penolakan dan Penerimaan Perubahan Sosial
Masyarakat memang selalu berubah dari waktu ke waktu. Namun perubahan
itu ternyata tidak semuanya berjalan dengan lancar. Banyak faktor penghambat
di samping pendorongnya. Bahkan, perubahan sosial dapat juga ditolak oleh
anggota masyarakat. Menurut Spicer (1952), perubahan sosial ditolak apabila
dipaksakan pihak lain, tidak dipahami, serta dinilai sebagai ancaman terhadap
nilai-nilai penduduk.
Di dalam masyarakat, terdapat sikap senang atau tidak senang terhadap
sesuatu. Sikap seperti ini memengaruhi diterima atau ditolaknya suatu
perubahan. Misalnya, sebuah desa yang diberi penyuluhan mengenai keuntungan
menanam jagung hibrida, mungkin setelah mencobanya akan menolak untuk
menanam lagi, karena tepung yang dihasilkan kurang enak. Pada keadaan
seperti itu, maka penerimaan tidak mungkin dipaksakan. Suatu invensi dapat
diterima masyarakat apabila terbukti kegunaannya. Contoh, masyarakat kita
pada waktu pertama kali diberi saran untuk menggunakan pupuk kimia. Pada
awalnya, mereka menolak karena menganggap sebagai pemborosan uang. Akan
tetapi, setelah terbukti bahwa penggunaan pupuk kimia dapat meningkatkan
hasil pertanian, mereka baru mau menggunakannya dan bahkan menjadikannya
suatu kebutuhan pertanian.
Suatu perubahan dapat ditolak karena tidak sesuai dengan budaya yang
berlaku. Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. perubahan itu bertentangan dengan pola-pola yang berlaku di masyarakat,
b. perubahan itu memerlukan pola baru yang belum ada dalam masyarakat,
serta
c. beberapa inovasi baru merupakan unsur pengganti, bukan unsur tambahan
sehingga kurang siap untuk diterima.
Alasan lain mengapa perubahan mengalami penolakan adalah adanya risiko
pada perubahan itu. Risiko itu dapat berupa kesulitan teknis pelaksanaannya,
adanya kepentingan pribadi yang dirugikan apabila terjadi perubahan. Agen
perubahan sosial juga berperan terhadap berhasil tidaknya suatu perubahan.
Misalnya, orang yang berpengaruh dan bercitra positif biasanya sukses dalam
menyarankan perubahan. Namun, kebanyakan agen perubahan menemui
banyak tantangan pribadi, mulai dari sekedar celaan sampai ancaman yang
membahayakan. Hal ini karena, mereka dianggap sebagai orang aneh dan
menyimpang dari tatanan yang mapan.
31
Perubahan Sosial
Pilih dan kerjakan salah satu tugas di bawah ini, kemudian serahkan kepada
guru untuk dinilai!
1. Anda tentu merasakan adanya perubahan di masyarakat tempat tinggal
Anda, apabila dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Deskripsikan-
lah perubahan-perubahan yang terjadi berserta faktor-faktor yang men-
dorongnya!
2. Indonesia telah mengalami perubahan besar sejak reformasi bergulir
tahun 1998. Carilah informasi dari berbagai sumber, dan catatlah semua
faktor yang mendorong perubahan itu! Presentasikan hasil kajian Anda
dalam diskusi kelas!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Jawablah dengan tepat!
1. Jelaskan peranan pendidikan terhadap perubahan sosial!
2. Sebutkan beberapa nilai sosial di daerah Anda yang menurut Anda
menghambat perubahan sosial!
3. Mengapa perubahan sosial mengalami pemolakan oleh warga masya-
rakat?
4. Berikan contoh poses difusi yang mempengaruhi perubahan sosial!
5. Setujukan Anda bahwa konflik dapat mendorong terjadinya perubahan
sosial? Berikan alasan dan contohnya!
Kerjakan di buku tugas Anda!
Ungkapkan tanggapan Anda terhadap pernyataan atau kasus di bawah
ini, dengan cara memberi tanda cek (
) pada kolom S (Setuju), TS (Tidak
Setuju) atau R (Ragu-ragu)!
Aktivitas Siswa
Pelatihan
Tes Skala Sikap
32
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
No.
Pernyataan
S TS R
1 Saat ini sudah tidak ada lagi masyarakat yang
terisolasi sehingga tidak berubah. Sebab, siaran
televisi dan radio dapat menjangkau seluruh
daerah di permukaan bumi. Dengan pengaruh
siaran media massa, masyarakat terangsang
untuk berubah.
2 Indonesia kaya akan sumber daya alam. Akan
tetapi, pada kenyataannya masih tertinggal
apabila dibandingkan dengan negara-negara lain
di Asia. Penyebabnya adalah nilai-nilai sosial
bangsa Indonesia tidak menunjang perubahan.
3 Kita harus menyerap semua unsur dari masya-
rakat asing. Dengan demikian, perubahan sosial
di negara kita semakin cepat terjadi. Sebaliknya,
sikap etnosentrisme yang terlalu mengagung-
agungkan nilai-nilai tradisi harus kita tinggalkan.
4 Kualitas sumber daya manusia Indonesia secara
umum (hingga tahun 2006) masih jauh di bawah
negara-negara tetangga (Malaysia, Singapura).
@aktor penyebabnya adalah dianaktirikannya
bidang pendidikan dalam APBN.
5 @aktor yang paling besar pengaruhnya terhadap
proses perubahan adalah perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
33
Perubahan Sosial
Rangkuman
1. Perubahan sosial adalah perubahan dalam segi struktur sosial dan
hubungan sosial.
2. Terdapat dua pemikiran penting untuk menjelaskan hakikat perubahan
sosial, yaitu teori fungsional dan teori konflik.
3. Bentuk-bentuk perubahan sosial dapat dilihat dari tiga sudut pandangm,
yaitu:
a. evolusi sosial,
b. revolusi sosial, dan
c. agen perubahan (
agent of change
).
4. @aktor-faktor pendorong perubahan sosial antara lain:
a. kontak dengan kebudayaan asing,
b. penemuan, invensi, dan dasar budaya,
c. konflik,
d. pendidikan,
e. lingkungan fisik,
f. perubahan penduduk,
g. struktur sosial terbuka,
h. sikap dan nilai, dan
i. kebutuhan yang dianggap perlu.
5. @aktor-faktor penghambat perubahan sosial antara lain:
a. keterisolasian masyarakat
b. ketertinggnalan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
c. sikap mengangungkan tradisi,
d. ketakutan kepada perubahan,
e. prasangka buruk terhadap pengaruh luar, serta
f. nilai-nilai sosial.
6. Tidak semua perubahan sosial berjalan dengan lancar. Suatu perubahan
sosial terkadang ditolak karena tidak sesuai dengan budaya yang berlaku.
Ketidaksesuaian itu disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:
a. perubahan yang bertentangan dengan pola-pola yang berlaku di
masyarakat,
b. perubahan memerlukan pola yang baru yang belum ada dalam
masyarakat, serta
c. beberapa inovasi baru merupakan unsur pengganti, bukan unsur
tambahan sehingga kurang siap untuk diterima.
34
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Pengayaan
PENGARUH MEDIA MASSA TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL
Komunikasi massa mulai bersifat komersial sejak tahun 1922. Pada
saat itu stasiun radio WEA@ di New York, Amerika Serikat untuk pertama
kalinya menerima upah dari pemasang iklan. Sebelumnya, sumber
pendapatan stasiun radio adalah dari penjualan pesawat radio atau dibiayai
oleh pemerintah. Sejak saat itu, banyak bermunculan stasiun radio dengan
acara-acara yang dibiayai oleh pemasang iklan. Akibatnya, isi dan sifat
acara cenderung disesuaikan dengan keinginan pemasang iklan atau pe-
masang iklan cenderung mendukung acara yang populer di masyarakat,
tidak peduli apakah isi dan sifat acara itu baik atau buruk. Karena, yang
paling penting bagi pemasang iklan adalah luasnya pendengar atau pemirsa.
Semakin luas suatu acara digemari masyarakat, berarti semakin banyak
orang mendengarkan iklan yang disiarkan.
Sementara itu, sarana komunikasi massa semakin berkembang. Di
samping radio ada pula televisi. Sejak tahun 1960, satelit komunikasi telah
mengorbit dan mampu meneruskan informasi yang dipancarkan dari
permukaan bumi. Satelit mampu meneruskan sinyal televisi, radio, telegraf,
dan telepon. Sebelumnya, sinyal televisi dan radio hanya dapat diteruskan
melalui kabel atau menara-menara pemancar.
Jaringan sistem komunikasi elektronik yang terdiri dari telepon, televisi,
dan komputer akan membentuk sistem komunikasi supercepat pada masa
depan. Dengan jaringan komunikasi seperti itu, orang dengan sangat mudah
dan cepat memperoleh informasi dalam berbagai bentuk dan sumber yang
beragam. Berbagai data, suara, dan gambar dapat diperoleh dengan mudah
dan cepat untuk kepentingan sehari-hari di rumah, pendidikan, dan bisnis.
Misalnya, hanya dengan duduk di kamar, kita bisa membaca buku yang
ada di perpustakaan di seluruh dunia. Itu semua karena adanya internet,
suatu jaringan komunikasi yang menghubungkan puluhan ribu jaringan
kecil dan berjuta-juta komputer di seluruh dunia.
Kemudahan-kemudahan berkomunikasi seperti yang digambarkan di
atas tidak hanya berdampak terhadap cara berkomunikasi, melainkan juga
memengaruhi cara hidup, cara belajar, dan cara bekerja manusia. Sejak
tahun 1930-an, para ahli sosiologi telah menyadari bahwa komunikasi massa
akan berpengaruh terhadap individu dan masyarakat. Berbagai informasi
yang disiarkan secara massal melalui radio, televisi, atau dimuat di surat
kabar, majalah, dan internet ternyata turut membentuk opini atau pendapat
masyarakat mengenai sesuatu. Contoh, pada saat Perang Dunia II, pro-
paganda melalui media massa digunakan untuk memengaruhi pendapat
35
Perubahan Sosial
Tokoh
Sumber: www.tokohindonesia.com
atau cara pandang masyarakat. Misalnya, propaganda yang dilakukan
Jepang untuk merebut simpati dan dukungan bangsa Indonesia dan bangsa-
bangsa lain di Asia. Mereka mempropagandakan terwujudnya Asia Timur
Raya, dan menyebut bangsa Jepang sebagai Saudara Tua.
Perkembangan selanjutnya, sejak tahun 1960-an dan 1970-an, para
pakar melakukan studi kultural yang bertujuan untuk mempelajari peran
komunikasi dalam proses pembent
ukan kebudayaan. @okus kajian mereka
terutama pada komunikasi massa. Komunikasi massa ternyata turut
berperan dalam membentuk kebudayaan.
Sumber:
The Worldbook Milleniun 2000
PRO%. DR. H. MUHAMMAD AMIEN RAIS, MA
BAPAK RE%ORMASI
Amien Rais lahir di Surakarta, 26 April 1944.
Setelah menyelesaian pendidikan dasar dan
lanjutan di Surakarta, Amien Rais melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. Pada tahun 1968, Beliau
lulus dari @akultas Sosial Politik Universitas Gajah
Mada; tahun 1974, lulus dari
Notre Dame Catholic
University
, Indiana, USA; tahun 1981, lulus dari
Al-Azhar University
, Kairo, Mesir; tahun 1984,
lulus dari
Chicago University
, Chicago, USA; dan
pada tahun 1989, lulus dari
George Washington
University
.
Sejak kecil, Amien Rais dilatih hidup berdisiplin oleh ibunya. Baginya,
hakikat hidup adalah ibadah agar memperoleh ridha dan ampunan Allah.
Beliau membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual,
kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan spiritual
diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan ajaran agama.
Kebahagiaan intelektual diperoleh dengan cara memberikan sumbangan
pemikiran kepada masyarakat, sedangkan kebahagiaan psikologis dirasakan
apabila dapat menolong orang lain.
36
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
Sebagai Guru Besar di UGM, Amien Rais memberikan mata kuliah
Teori Revolusi dan Teori Politik. Di samping itu, Beliau juga pernah menjabat
sebagai Ketua Umum DPP Muhammadiyah dan Pusat Pengkajian Strategi
dan Kebijakan [PPSK]. PPSK mengkaji berbagai permasalahan yang
dihadapi bangsa Indonesia. Analisisnya akurat mengenai berbagai
kecenderungan global di bidang sosial-budaya, agama, ekonomi, politik
dan iptek serta dampaknya pada bangsa Indonesia. Kegiatan rutin PPSK
bersifat akademis dengan tema reformasi dalam bidang politik, bidang
ekonomi, dan bidang hukum.
Pada awal bergulirnya reformasi, Amien Rais didaulat berbagai kalangan
aktivis sebagai Bapak Reformasi. Beliau ingin sekali melakukan perubahan
sosial menuju ke arah yang lebih baik bagi Indonesia, diantaranya dengan
mendirikan Partai Amanat Nasional bersama-sama dengan para tokoh
reformis lainnya. Kepiawaiannya berpolitik, membuat Beliau berperan
sangat menonjol dalam kancah politik nasional pada tahun 1999, sehingga
Beliau pernah menjabat menjadi Ketua MPR RI (1999-2004) dan sebagai
salah satu calon presiden bersama Siswono Yudo Husodo pada pemilu
tahun 2004.
Sumber: www.tokohindonesia.com
37
Perubahan Sosial
Kerjakan di buku tugas Anda!
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Suatu masyarakat dikatakan telah berubah apabila .
a. terjadi kemajuan apabila dibandingkan kondisi sebelumnya
b. mengalami kemunduran apabila dibandingkan kondisi sebelumnya
c. terjadi perkembangan apabila dibandingkan kondisi sebelumnya
d. terjadi perubahan struktur sosial secara signifikan
e. mengalami perluasan wilayah dan pertambahan penduduk
2. Dalam hal perubahan sosial, masyarakat desa berbeda dengan masya-
rakat kota, karena .
a. desa lebih statis, sedangkan kota lebih dinamis
b. desa kurang berkembang, sedangkan kota cepat berkembang
c. desa lebih dinamis, sedangkan kota lebih statis
d. desa cepat berkembang, sedangkan kota kurang berkembang
e. desa kurang mengalami modenisasi, sedangkan kota mengalami
modernisasi
3. Penyebab lambatnya perubahan sosial di desa adalah di bawah ini,
kecuali
.
a. ketertinggalan pertumbuhan ekonomi
b. keterisoliran dari masyarakat lain
c. kemiskinan penduduknya
d. terlalu memegang teguh tradisi
e. tidak adanya interaksi dengan orang luar
4. Perbedaan antara perubahan sosial (
social change
) dengan perubahan
budaya (
cultural change
) adalah .
a. perubahan budaya berkenaan dengan struktur sosial, sedangkan
perubahan sosial berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan
b. perubahan sosial berkenaan dengan struktur sosial, sedangkan
perubahan budaya berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan
c. perubahan budaya berkenaan dengan mobilitas sosial, sedangkan
perubahan sosial berkaitan dengan unsur-unsur kebudayaan
d. perubahan sosial berkenaan dengan unsur-unsur kebudayaan,
sedangkan perubahan budaya berhubungan dengan nilai-nilai sosial
e. perubahan budaya berkenaan dengan struktur budaya, sedangkan
perubahan sosial berkaitan dengan struktur sosial
Uji Kompetensi
38
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
5. Perubahan di bidang kependudukan termasuk dalam lingkup perubahan
sosial karena .
a. peningkatan jumlah penduduk dapat meningkatkan pengangguran
b. perpindahan penduduk menimbulkan persoalan di kota maupun
di desa
c. jumlah dan komposisi penduduk mempengaruhi struktur sosial
d. semakin banyak pengangguran dapat meningkatkan angka
kejahatan
e. urbanisasi yang berlebihan membuat suatu desa mengalami ham-
batan
6. Perubahan budaya tercermin dalam .
a. semakin bertambahnya jumlah penduduk
b. merosotnya nilai-nilai kekeluargaan
c. meningkatnya mobilitas sosial
d. bertambahnya kelas-kelas sosial baru
e. terjadinya arus urbanisasi
7. Perubahan sosial menurut pandangan teori konflik .
a. di masyarakat senantiasa terdapat unsur-unsur yang memiliki fungsi
saling melengkapi
b. perubahan sosial tidak bersifat terus-menerus tetapi bergantung
adanya konflik sosial
c. konflik sosial merupakan penyebab terjadinya perubahan sosial
d. konflik sosial merupakan akibat terjadinya perubahan sosial
e. perubahan sosia selalu menimbulkan konflik sosial
8. Perubahan sosial menurut pandangan teori fungsional .
a. kelas-kelas sosial selalu berkonflik sesuai dengan fungsi dan
kedudukannya
b. perubahan sosial berfungsi untuk memperbaharui struktur masyara-
kat
c. perubahan sosial dianggap mengacaukan keseimbangan masyara-
kat
d. perubahan sosial mengacaukan fungsi-fungsi dalam masyarakat
e. hanya perubahan sosial yang positif saja yang diintegrasikan dalam
masyarakat
9. Orang atau sekelompok orang yang menjadi penggerak perubahan
disebut .
a. provokator perubahan
b. mediator perubahan
c. inspirator perubahan
d. teladan perubahan
e. agen perubahan
39
Perubahan Sosial
10. Hukum Tiga Jenjang dalam perubahan sosial dikemukakan oleh .
a. Auguste Comte
b. Herbert Spencer
c. Lewis Henry Morgan
d. Karl Marx
e. Charles Darwin
11. Konsep dasar perubahan sosial secara evolusioner adalah .
a. perubahan sosial berlangsung bertingkat-tingkat
b. masyarakat berubah secara bertahap, sedikit-demi sedikit dalam
waktu lama
c. setelah satu tahap dilalui perubahan berlanjut ke tahap berikutnya
d. tahap akhir perubahan sosial adalah tercapainya kesempurnaan
masyarakat
e. setelah mencapai tahap akhir, maka masyarakat akan tenggelam
dalam sejarah
12. Ukuran terpenting dalam revolusi sosial adalah .
a. cepatnya perubahan
b. relativitas waktu yang dibutuhkan
c. mendasarnya sendi-sendi kehidupan yang berubah
d. luasnya ruang lingup perubahan
e. luasnya penyebaran pengaruh perubahan
13. Peristiwa yang menjadi momentum revolusi kemerdekaan Repubik
Indonesia adalah .
a. kekosongan kekuasaan akibat kekalahan Belanda terhadap Jepang
b. kekosongan kekuasaan akibat kekalahan Jepang dalam Perang
Dunia II
c. bersatunya pejuang dari Sabang sampai Merauke dalam meng-
hadapi penjajah
d. hancurnya Nagasaki dan Hiroshima akibat dijatuhi bom atom oleh
Amerika
e. kesigapan Ir. Soekarna dan Moh. Hatta dalam mencari waktu untuk
membacakan proklamasi
14. Pernyataan yang paling tepat mengenai gerakan sosial adalah .
a. gerakan sosial selalu mengakibatkan hal-hal yang tidak diharapkan
b. banyaknya korban yang berjatuhan membuat gerakan sosial
dianggap menyimpang
c. gerakan sosial merupakan perilaku kolektif yang menyimpang dari
tatanan sosial
d. gerakan sosial selalu dimulai oleh orang-orang yang tidak puas
dengan kondisi sosial
e. gerakan sosial identik dengan kerusuhan sosial karena selalu
memakan korban
40
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
15. @aktor ekologis yang berpengaruh terhadap perubahan sosial tercermin
dalam kasus .
a. karena Yogyakarta dan Klaten telah resmi digolongkan sebagai
daerah rawan gempa, maka rumah-rumah penduduk dirancang
untuk tahan gempa
b. setelah Nias dilanda gempa, sebagian penduduk menjadi korban
sehingga jumlahnya berkurang
c. pengalaman pahit adanya tsunami yang melanda Aceh membuat
pemerintah NAD membentuk badan khusus yang bertugas
mengurusi segala sesuatu yang berhubungan dengan kemungkinan
datangnya bencana
d. setiap stasiun televisi dan radio, dan surat-surat kabar membuka
dompet peduli bencana untuk membatu para korban akibat
bencana alam
e. pemerintah memusatkan perhatian kepada para pengusaha kayu
yang menebang hutan secara liar sehingga mengakibatkan banjir
dan tanah longsor
16. Sebelumnya, para petani mengerjakan sawah mereka dengan bajak
yang ditarik sapi. Sejak diperkenalkannya traktor, mereka membajak
sawah dengan traktor dan memelihara sapi mereka sebagai usaha peng-
gemukan sapi. Ini merupakan perubahan sosial sebagai akibat .
a. kemajuan masyarakat
b. peningkatan pendapatan
c. kemauan teknologi
d. kemajuan pendidikan
e. keterbukaan masyarakat
17. Perbedaan antara asimilasi dengan akulturasi adalah .
a. asimilasi menyebabkan kelompok minoritas melebur ke dalam
kelompok mayoritas, sedangkan akulturasi tidak
b. akulturasi menyebabkan kelompok minoritas melebur ke dalam
kelompok mayoritas, sedangkan akulturasi tidak
c. dalam asimilasi hanya terjadi percampuran unsur budaya,
sedangkan dalam akulturasi tidak
d. asimilasi terjadi bila suatu negara dijajah negara lain, sedangkan
akulturasi tidak harus melalui kontak langsung
e. akulturasi dapat terjadi lewat penjajahan, sedangkan asimilasi terjadi
lewat pengaruh media
41
Perubahan Sosial
18. Salah satu nilai sosial yang menghambat perubahan sosial tercermin
dalam .
a. persaingan untuk menjadi yang terbaik
b. nilai kekeluargaan yang tinggi
c. sikap mengagung-agungkan tradisi
d. menghargai kerja sama dengan orang lain
e. kepercayaan terhadap Tuhan
19. Nilai-nilai sosial di negara kita yang mendorong perubahan sosial adalah
di bawah ini
kecuali
.
a. kepercayaan terhadap Tuhan
b. keadilan sosial
c. semangat gotong-royong
d. kepatuhan terhadap hukum
e. persaingan hidup
20. Sisi positif kelompok anak muda dalam menghadapi perubahan sosial
adalah .
a. anak muda bersifat stabil
b. anak muda belum stabil
c. cepat menerima perubahan
d. mudah terpengaruh budaya asing
e. jiwanya labil
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan empat perbedaan antara teori konflik dengan teori fungsional
dalam memandang perubahan sosial!
2. Apakah yang Anda ketahui mengenai perubahan sosial budaya (
socio-
cultural change
)?
3. Sebutkan tiga syarat agar suatu perubahan dapat disebut sebagai revolusi
sosial!
4. Apakah yang disebut dengan rekayasa sosial?
5. Jelaskan aspek-aspek yang mengalami perubahan di luar harapan, pada
saat reformasi bergulir di Indonesia!
6. Sebutkan empat syarat adanya gerakan sosial menurut Talcott Parson!
42
Sosiologi SMA/MA Kelas XII
7. Sebutkan empat macam gerakan sosial menurut David Arbele, dan
jelaskan pengertian masing-masing!
8. Sebutkan empat macam gerakan sosial menurut William Kromblum,
dan jelaskan pengertian masing-masing!
9. Apakah perbedaan invensi dengan penemuan baru? Berikan contoh
10. Sebutkan faktor-faktor yang mendorong dan menghambat gerakan
reformasi 1998 di negara kita!